BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Agama merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan, keimanan
dan kepercayaan seseorang. Dalam pembahasan ini agama dipandang dan diteliti
tidak secara sepihak atau memandang agamanya lebih baik dan menghina agama
lain. Namun, pemahaman agama di pandang secara obyektif mengenai kebenarannya
dengan sikap yang relatif. Hal itu diperlukan beberapa pandangan atau pendapat
dari beberapa para ilmuwan.
Islam adalah salah satu ajaran
yang di turunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat
Jibril. Pada dasarnya islam bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa
aspek lain yang mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu
pengetahuan. Selain itu Islam memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi
keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi,
lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih
banyak lagi.
Oleh karena itu untuk memahami
berbagai dimensi ajaran Islam tersebut diperlukan berbagai pendekatan yang
digali dari berbagai disiplin ilmu. Di dalam Al Qur’an yang merupakan
sumber ajaran Islam dijumpai beberapa ilmu yang di jelaskan secara global dan
hadits yang menjelaskan tentang spesifikasi ilmu tersebut.
Agama tidak boleh dipandang hanya
sekedar menjadi lambang kesalehan saja melainkan secara konsepsional menunjukkan
cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Berkenanaan dengan
pemikiran diatas maka kita perlu mengetahui dengan jelas pendekatan-pendekatan
yang dapat digunakan dalam memahamai agama. Hal ini perlu dilakukan karena
melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fugsional dapat dirasakan
oleh penganutnya.
Agar dapat mengetahui
pendekatan apa saja yang digunakan dalam mengkaji islam. Namun apa yang kami
jelaskan dalam makalah ini bukan sebuah uraian yang utuh melainkan hanya
sebagian dari macam pendekatan yang digunakan dalam mengkaji Islam yaitu
di tinjau dari pendekatan teks studi Islam (pendekatan filologi)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi pengertian filologi?
2. Mengapa hadits sebagai pendekatan studi islam?
3. Bagaimana pendekatan Pemikiran dalam studi islam?
1.3 Tujuan
1. untuk memahami pengertian pendekatan Filologi
2. untuk mengetaui alasan Hadits sebagai pendekatan studi islam
3. untuk mengetahui macam-macam pendekatan pemikiran dalam studi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filologi
Menurut
KBBI filologi adalah ilmu tentang Bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah
suatu bangsa sebagaimana terdapat bahan-bahan tertulis.
Filologi
berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu kata “philos” yang berarti cinta
dan “logos” berarti pembicaraan, kata atau ilmu. Pada kata “filologi” kedua
kata itu secara harfiyah membentuk arti “cinta kata-kata” atau “senang
bertutur”. Arti ini kemudian berkembang menjadi “senang belajar”, “senang
kepada ilmu” atau “senang kebudayaan”, hingga dalam perkembangannya sekarang
filologi identik dengan ‘senang kepada tulisan-tulisan yang ‘bernilai tinggi’.
Sebagai
istilah, kata ‘filologi’ mulai dipakai kira-kira abad ke-3 SM oleh sekelompok
ilmuwan dari Iskandariyah. Istilah ini digunakan untuk menyebut keahlian yang
diperlukan untuk mengkaji peninggalan tulisan yang berasal dari kurun waktu
beratus-ratus tahun sebelumnya.
Tampaknya penelitian agama memang
tidak dapat dipisahkan dari aspek Bahasa, karena manusia adalah makhluk
berbahasa sedangkan doktrin agama dipahami, dihayati, dan sosialisasikan
melalui Bahasa. Sesungguhnya pengertian Bahasa amat luas dan beragam. Melalui
Bahasa manusia dan makhluk lain dapat berkomunikasi.
Obyek filologi adalah teks, sedang
sasaran kerjanya berupa naskah. Naskah merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan peninggalan tulisan masa lampau, dan teks merupakan kandungan
yang tersimpan dalam suatu naskah. ‘Naskah’ sering pula disebut dengan
‘manuskrip’ atau ‘kodeks’ yang berarti tulisan tangan.
Naskah yang menjadi obyek kajian filologi
mempunyai karaktristik bahwa naskah tersebut tercipta dari latar sosial budaya
yang sudah tidak ada lagi atau yang tidak sama dengan latar sosial budaya
masyarakat pembaca masa kini dan kondisinya sudah rusak. Bahan yang berupa
kertas dan tinta serta bentuk tulisan, dalam perjalanan waktu telah mengalami
kerusakan atau perubahan. Gejala yang demikian ini terlihat dari munculnya
berbagai variasi bacaan dalam karya tulisan masa lampau.
Az-Zamakhsyari, sebagaimana dikutip
Nabilah Lubis, mengungkapkan kegiatan filologi sebagai tahqiq al-kutub. Secara
bahasa, tahqiq berarti tashhih (membenarkan/ mengkoreksi) dan ihkam
(meluruskan). Sedang secara istilah, tahqiq berarti menjadikan teks yang ditahkik
sesuai dengan harapan pengarangnya, baik bahasanya maupun maknanya. Dari
definisi ini, dapat dipahami bahwa tahqiq bertujuan untuk menghadirkan kembali
teks yang bebas dari kesalahan-kesalahan dan sesuai dengan harapan penulisnya.
Tahqiq sebuah teks atau nash adalah melihat sejauh mana hakikat yang
sesungguhnya terkandung dalam teks tersebut
Filologi adalah pengetahuan tentang
sastra dalam arti luas yang mencakup sastra baasa dan kebudayaan. Maka yang
menjadi kajian objek filologi yaitu penulisan atau penyalinan kembali terhadap teks asli dan pemahaman atau
memahami teks yang ada. Filologi memiliki peran vital yang harus dipertahankan
dalam studi islam, karena islam memiliki banyak bahan berupa dokumen-dokumen
masa lampau dalam bidang sejarah, teologi, hokum dll. Metode filologi tetap
relevan untuk studi islam baik masa lalu, sekarang maupun yang akan datang.[1]
Penelitian naskah Arab telah lama
dimulai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Pada masa itu,
nash al-Qur’an mulai dikumpulkan dalam satu mushaf. Hal ini membutuhkan
ketelitian untuk menyalin teks-teks al-Quran ke dalam mushaf tersebut.
Ayat-ayat al-Quran yang sebelumnya tertulis secara berserakan pada tulang
belulang, kulit pohon, batu, kulit binatang, dan sebagainya dipindah dan
disalin pada sebuah mushaf dan dijadikan satu. Pekerjaan menyalin ayat-ayat
al-Quran ini dilaksanakan dengan ketelitian menyangkut orisinalitas wahyu ilahi
yang harus senantiasa dijaga.
Setelah Islam tumbuh dan berkembang
di Spanyol pada abad ke-8 Masehi sampai abad ke-15 Masehi, pada zaman Dinasti
Bani Umayyah ilmu pengetahuan Yunani yang telah diterima bangsa Arab kemudian
kembali ke Eropa dengan epistemologi Islam. Puncak kemajuan karya sastra Islam
ini mengalami kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah.
Dalam konteks keindonesiaan,
manuskrip Islam terbagi ke dalam tiga jenis. Pertama, manuskrip berbahasa dan
tulisan Arab. Kedua, manuskrip Jawi, yakni naskah yang ditulis dengan huruf
Arab tapi berbahasa Melayu. Ketiga, manuskrip Pegon, yakni naskah yang ditulis
dengan huruf Arab tapi menggunakan bahasa daerah seperti, bahasa Jawa, Sunda,
Bugis, Buton, Banjar, Aceh dan lainnya.
Berkaitan dengan penelitian agam
tujuan tafsir adalah menjelaskan, menerangkan kandungan kitab suci, pesan yang
terkandung di dalamnya baik berupa hokum, moral, spiritual, perintah maupun
larangan dapat dipahami, dihayati dan diamalakan.
Pembahasan berikut ini mengenai pengertian bahasa yang
dipersempit dan diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan atau memerintah. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa merasakan
perbedaan antara bahasa iklan bahasa politik bahasa ilmu pengetahuan maupun
bahasa obrolan penuh persahabatan. Dalam bahasa agama banyak digunakan bahasa
simbolik dan metaforik maka kesalahpahaman untuk menangkap pesan dasarnya mudah
terjadi sekaligus untuk menghindari kesalahpahaman sebaiknya kita sepakati
lebih dahulu Apa pengertian bahasa agama serta apa saja cakupan masalahnya
istilah bahasa agama dalam buku ini menunjuk pada tiga macam bidang kajian dan
wacana pertama ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan objek
pemikiran yang bersifat metafisik terutama tentang Tuhan
Kedua bahasa kitab suci tentang membaca al-quran dan
ketiga bahasa ritual keagamaan. Penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat dibagi
dalam tiga pendekatan perlu ditekankan di sini bawa ke pendekatan dimaksudkan
tidak terpisah secara ekstrim saling melengkapi atau bahkan dalam sudut pandang
tertentu sama ketika pendekatan tersebut adalah metode tafsir, dan hermeneutika
1. Metode Tafsir
Pendekatan filologi terhadap al-qur’an adalah
pendekatan atau metode tafsir. Metode tafsir merupakan metode tertua dalam
pengkajian agama sesuai dengan namanya tafsir kata penjelasan, pemahaman dan
perincian atas kerja sehingga isi pesan kitab suci dapat dipahami sebagaimana
dikehendaki oleh Tuhan sementara itu Imam Al Ghazali mengatakan bahwa Mesir
adalah ilmu yang membahas kandungan Al-qur’an baik dari segi pemahaman makna
dan arti sesuai yang dikehendaki Allah menurut kadar kesanggupan manusia
Berkaitan dengan penelitian agama tujuan
tafsir adalah menjelaskan menerangkan menyingkap kandungan kitab suci pesan
yang terkandung di dalamnya berupa hukum moral spiritual perintah larangan
dapat dipahami dihayati dan diamalkan dalam rangka menjelaskan isi kitab suci
tafsir menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu :
a. Pendekatan sastra bahasa
b. Pendekatan filosofis
c. Pendekatan teologis
d. Pendekatan ilmiah
e. Pendekatan fiqih atau hukum
Ini berarti bahwa ayat yang sama apabila ditafsir
dengan berbeda akan menghasilkan isi pesan yang berbeda pula. Adapun metode
penafsiran yang berkembang dalam tradisi intelektual islam dan cukup populer
yaitu : tafsir tahlil, ijmali, muqaran dan maudzu.
2.
Pendekatan Hermeneutika
Hermeneutika secara etimologis
berasal dari kata kerja hermeneuin artinya menyampaikan berita. Hermeneutika
merupakan metode bahkan aliran dalam penelitian kualitatif khususnya memahami
makna teks, naskah, kitab sebagai sebuah fenomena sosial-budaya. Fungsi
hermeneutika adalah agar tidak terjadi distorsi pesan/informasi antara
teks, naskah, kitab dan
penulis-penulisnya.
Teks memiliki gaya Bahasa, stuktur
kalimat, pilihan kata, dan keterbatasan yang tidak hanya mengandung pesan yang
disampaikan tetapi mengandung perasaan dan budaya yang bisa dipahami oleh
pembaca. Ungkapan Bahasa adalah perasaan, Bahasa adalah bangsa dan Bahasa
adalah budaya. Hal ini menggambarkan bahwa Bahasa senantiasa berkaitan dengan
hokum baik berupa ideology,nilai maupun budaya masyarakat.
Asumsi dari pernikiran hermeneutika
ini, sebagaimana juga diyakini dalam pemikiran fenomenologi dan pendekatan
interpretasi. Pada mulanya hermeneutika mi hanya dipahami, sebagai metode untuk
menafsirkan teks-teks yang terdapat dalam karya sastra, kitab-kitab suci dan
kitab-kitab lainnya tetapi kemudian penggunaan hermeneutika sebagai metode
penafsiran semakin meluas dan berkembang, baik dalam cara analisisnya maupun
obyek kajiannya.
Dengan semakin luasnya penggunaan
hermeneutika ini dalam studi yang melibatkan interpretasi, kemudian Palmer
mencoba mengklasifikasikan cabang-cabang studi henneneutika sebagai berikut:
a)
Interpretasi terhadap bible disebut exegesis.
b)
Interpretasi terhadap pelbagai teks kesusasteraan lama disebut
philology.
c)
Interpretasi terhadap penggunaan dan pengembangan aturan-aturan
bahasa disebut tehnical hermeneutics
d)
Suatu studi tentang proses pemahamannya itu sendin disebut
philosopical hermeneutics
e)
Interpretasi terhadap pribadi manusia beserta tindakan-tindakan
sosialnya yang kemudian disebut sebagai social hermeneutics.
Fungsi metode Hermeneutika adalah
agar tidak terjadi distorsi pesan atau informasi antara teks, naskah dan kitab-kitab,
penulis-penulisnya serta para pembacanya. Karena itu untuk memperoleh pemaknaan
yang lebih konfrehehsif, terdapat tiga pusaran yang dijadikan starting point
dan point of view yakni aspek kebahasaan, dunia sendiri-sendiri yang bisa saling
mendukung atau sebaliknya membelokkan pemaknaan yang diberikan. Teks memiliki gaya
bahasa, struktur kalimat, pilihan kata dan keterbatasan-keterbatasan yang tidak
sekedar mengandung pesan yan hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca
tetapi juga mengandung perasaan dan budaya yang bisa jadi dipahami secara
berbeda oleh pembacanya yang satu dengan yang lain.
B.
Pendekatan filologi terhadap Hadis
Pengertian hadist menurut ulama’
hadist adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat. Sedangkan hadist menurut ulama’
ushul fiqih adalah segala perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad SAW
yang berkaitan dengan penetapan hukum.
Selanjutnya dalam penulisan berikutnya memakai
istilah al-hadis. Sebagaimana halnya al-qur’an al-hadis pun telah banyak
diteliti oleh para ahli, bahkan dapat dikatakan penelitian terhadap hadis lebih
banyak kemungkinannya dibandingkan penelitian terhadap al-qur’an. Hal ini
antara lain dilihat dari segi datangnya al-qur’an dan hadis berbeda.
Memahami suatu hadis sebagai salah satu sumber
terpenting ajaran islam setelah al-qur’an, niscaya memerlukan telaah kritis,
utuh dan menyeluruh. Kajian termaksud difokuskan kepada matan hadis, sanat dan
perawinya. Pemahaman terhadap matan hadis antara lain bisa tersibak dari segi,
apakah terdapat pertentangan atau tidak antara matan hadis dengan al-qur’an,
fakta sejarah dan akal sehat. Ketiga sudut pandang tersebut menentukan apakah
suatu hadis dapat diterima sebagai sumber ajaran islam.
Kemudian mengenai persoalan sanad,
apakah terdapat persambungan atau tidak mulai dari rasul kemudian perawi
pertama sampai terakhir. Dan yang tidak kalah pentingnya ialah persolan jumlah
dan kualitas perawi, sehingga dapat diketahu dengan jelas klasifikasi dan
kualitas hadis itu. Kemudian dikenal dengan ilmu riwayah dan diroyah.
Semua umat manusia telah bersepakat
bahwa hadist sebagai sumber hukum yang kedua setelah alqur’an. Hal tersebut
didasarkan pada nas yang terdapat dalam alqur’an maupun hadist. Hadist
dipergunakan apabila tidak dipertemukan ketetapan hukum dalam alqur’an.
Al qur’an dan hadist adalah dua
sumber hukum pokok syari’at islam yang
tetap, dan orang islam tidak akan mungkin bisa memahaami syari’at islam secara
mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada kedua sumber islam tersebut. Seorang
mujtahid dan ulama’ pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan mengambil salah satu dari keduanya.
C.
Pendekatan Pemikiran : Kalam, Filsafat dan Tasawuf
1.
Pendekatan pemikiran kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan tentang wujud Tuhan,sifat-sifat yang mesti ada padaNya,
sifat-sifat yang tidak mesti ada padaNya dan membicarakan pula tentang Rasul
tuhan. Pendekatan pemikiran kalam berangkat dari kepercayaan terhadap kebenaran
atau informasial-qur’an terutama tentang masalah ketuhanan dan kemudian
menggunakan akal sebagai alat untuk membuktikan kebenaran informasi al-qur’an
tersebut atau dalam ungkapan lain dikenal sebagai pendekatan tekstual dan
rasional.
Selanjutnya perlu dijelaskan pula
bahwa para Mutakallimin memiliki ciri khusus dalam menetapkan dasar pijakan pembahasan
ilmu kalam. Mereka beriman kepada Allah dan semua apa yang dibawa oleh
Rasul-Nya, tetapi mereka perkuat dengan dalil-dalil akal yang disusun secata manthiqy.
Mereka perhatikan alam semesta sebagai obyek kajian dalam pembahasan almumkinat
untuk menetapkan wujud Allah. Kemudian mengenai ayat-ayat mutasyabihat mereka
tidak puas dengan hanya beriman secara ijmali tanpa mengadakan takwil. Maka
dikumpulkan nash-nash yang secata lahiriah tampak bertentangan seperti
nash-nash yang determinis, indeterrninis serta antrophormistis. Selanjutnya
mereka menakwilkan nash-nash tersebut dengan memberikan kebebasan pada .akal
unmk membahas dan memikirkannya sehingga terdapat keragaman kecenderungan
pemikiran kalam (pandangan teologis) yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya seperti tampak jelas pada pemikiran kalam Khawgrij, Muljiah,
Mu’tazilah, Asyariyah, Matm'idiyah dan seterusnya.
2.
Pendekatan filsafat
Filsafat berasal dari Bahasa Arab
yang berhubungan dengan kata aslinya yakni Bahasa Yunani Phileshopia: secara
harfiah Philo : cinta, Shopia : hikmah, kebajikan. Selain itu filsafat dapat
pula diartikan mencari hakikat sesuatu berusaha menemukan sebab dan akibat
serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan
kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya dirumuskan secara
sistematis maka ia adalah sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu
terbagi atas tiga cabang filsafat besar yakni teori pengetahuan teori hakikat
dan teori nilai. Sedangkan objek penelitian filsafat dapat dibedakan menjadi
dua pertama objek Materia yakni semua yang ada mungkin ada serta pengetahuan
tentang nilai sebagai catatan yang diteliti adalah mengenai bagian abstrak dari
objek tersebut. Sistematis maksudnya adalah berpikir secara teratur dengan
menggunakan cara berpikir dan tentu universal ialah tidak Parsial tidak
dibatasi oleh kepentingan kelompok tertentu tetapi sedangkan radikal dalam
merata sampai ke akar-akarnya tidak terikat oleh doktrin agama
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa
filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti hakikat agama hikmah mengenai
sesuatu yang berada di balik objek materialnya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar
asas dan inti di balik yang bersifat lahiriyah
3. Pendekatan Pemikiran Tasawuf
Islam adalah agama yang bersifat universal
memberikan jawaban asasi terhadap berbagai kebutuhan manusia, lahiriah,
batiniah, individual serta kolektif. Tasawuf merupakan salah satu bidang studi
Islam yang fokuskan perhatiannya pada dimensi esoterik yakni pembersihan aspek
rohani manusia sehingga dapat menimbulkan akhlak mulia
Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat
mengetahui tata cara melakukan pembersihan jiwa serta mengamalkan cara benar. Tampaknya
terdapat tiga model pendekatan pemikiran tasawuf yakni pertama pendekatan
tematik kedua pendekatan tokoh dan yang ketika pendekatan kombinasi antara
keduanya
Yang dimaksud dengan pendekatan tematik
adalah penelusuran ajaran tasawuf dalam tema-tema tertentu sebagai cara untuk
mendekatkan kepada Allah melalui Zuhud dan lainnya kemudian pendekatan tokoh
dimaksudkan ialah mengenai tokoh-tokoh tasawuf berikut ajaran-ajarannya yang
spesifik karena pada akhirnya pengalaman spiritual dalam tasawuf itu lebih
merupakan pengalaman subjektif dan individual Itulah sebabnya pendekatan tokoh dilakukan
selanjutnya pendekatan kombinasi antara tematik dengan tokoh ialah menggunakan
Alquran dan hadis sebagai standar di dalam memahami tema-tema dari ajaran
tasawuf berikut mengenal tokohnya kemudian menggunakan analisis kesejarahan yakni berbagai tema teks tersebut
dipahami berdasarkan konteks sejarahnya
4.
BAB III
PENUTUP
A .
Kesimpulan
Pendekatan filologi digunakan dalam kajian studi Islam dalam rangka
memperoleh informasi dari sebuah teks melalui penelitian terhadap berbagai
naskah keislaman yang ada. Mengingat banyaknya khazanah intelektual Islam,
tentu membutuhkan banyak waktu untuk melakukan penelitian terhadap berbagai
turats tersebut. Pendekatan filologi menjadi sangat penting sepenting kandungan
teks itu sendiri. Pendekatan ini memang belum banyak digunakan, meskipun oleh
pihak-pihak pengguna kitab-kitab klasik itu sendiri, seperti
pesantren-pesantren di Indonesia.
Memahami suatu hadis sebagai salah satu sumber
terpenting ajaran islam setelah al-qur’an, niscaya memerlukan telaah kritis,
utuh dan menyeluruh. Kajian termaksud difokuskan kepada matan hadis, sanat dan
perawinya. Pemahaman terhadap matan hadis antara lain bisa tersibak dari segi,
apakah terdapat pertentangan atau tidak antara matan hadis dengan al-qur’an,
fakta sejarah dan akal sehat. Ketiga sudut pandang tersebut menentukan apakah
suatu hadis dapat diterima sebagai sumber ajaran islam.
B. Saran
Dengan selesai nya pembuatan Makalah ini kami menyadari bahwa dalam
penulisan terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Nabilah Lubis.1996 Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi,
Jakarta: Forum Kajian Bahasa & Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif
Hidayatullah,
M. Atho
Mudzhar.1998. Pendekatan Studi Islam;dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,
Nasution, Khoiruddin.2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta:
Academia dan Tazzafa
Tabrani,Pengantar,Metodologi
Studi Islam,(B.Aceh:SCAD Independent,2014)
H.Abuddin Nata,Metodologi
Studi Islam ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998 )
Tabrani,metodologi studi
islam,(B.Aceh:SCAD Independent,2014)
Abuddin Nata,Metodologi
Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998)
[1] Tholatul Choir, Islam dalam berbagai pembacaan kontemporer,
(Yogyakarta: pustaka belajar, 2009), hlm. 279-280
Casino News - JAMHAR - KT Hub
ReplyDeleteCasino News. Casino news: 제주도 출장안마 Hotel, slot, 출장샵 poker, dining, poker, poker, and more! Find more casino 대구광역 출장안마 news, including 서울특별 출장마사지 casino news from JAMHAR. 충청남도 출장안마