Skip to main content

Pendekatan Studi Islam :Pendekatan Filologi, Pemikiran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Agama merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan, keimanan dan kepercayaan seseorang. Dalam pembahasan ini agama dipandang dan diteliti tidak secara sepihak atau memandang agamanya lebih baik dan menghina agama lain. Namun, pemahaman agama di pandang secara obyektif mengenai kebenarannya dengan sikap yang relatif. Hal itu diperlukan beberapa pandangan atau pendapat dari beberapa para ilmuwan.
Islam adalah salah satu ajaran yang di turunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Pada dasarnya islam bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa aspek lain yang mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu Islam memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu untuk memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut diperlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu. Di dalam Al Qur’an yang merupakan sumber ajaran Islam dijumpai beberapa ilmu yang di jelaskan secara global dan hadits yang menjelaskan tentang spesifikasi ilmu tersebut.
Agama tidak boleh dipandang hanya sekedar menjadi lambang kesalehan saja melainkan secara konsepsional menunjukkan cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Berkenanaan dengan pemikiran diatas maka kita perlu mengetahui dengan jelas pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahamai agama. Hal ini perlu dilakukan karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fugsional dapat dirasakan oleh penganutnya.
Agar dapat mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan dalam mengkaji islam. Namun apa yang kami jelaskan dalam makalah ini bukan sebuah uraian yang utuh melainkan hanya sebagian dari macam pendekatan yang digunakan dalam mengkaji Islam yaitu di tinjau dari pendekatan teks studi Islam (pendekatan filologi)



1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa definisi pengertian filologi?
2.      Mengapa hadits sebagai pendekatan studi islam?
3.      Bagaimana pendekatan Pemikiran dalam studi islam?

1.3       Tujuan
1.      untuk memahami pengertian pendekatan Filologi
2.      untuk mengetaui alasan Hadits sebagai pendekatan studi islam
3.      untuk mengetahui macam-macam pendekatan pemikiran dalam studi islam





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filologi
 Menurut KBBI filologi adalah ilmu tentang Bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat bahan-bahan tertulis.
 Filologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu kata “philos” yang berarti cinta dan “logos” berarti pembicaraan, kata atau ilmu. Pada kata “filologi” kedua kata itu secara harfiyah membentuk arti “cinta kata-kata” atau “senang bertutur”. Arti ini kemudian berkembang menjadi “senang belajar”, “senang kepada ilmu” atau “senang kebudayaan”, hingga dalam perkembangannya sekarang filologi identik dengan ‘senang kepada tulisan-tulisan yang ‘bernilai tinggi’.
 Sebagai istilah, kata ‘filologi’ mulai dipakai kira-kira abad ke-3 SM oleh sekelompok ilmuwan dari Iskandariyah. Istilah ini digunakan untuk menyebut keahlian yang diperlukan untuk mengkaji peninggalan tulisan yang berasal dari kurun waktu beratus-ratus tahun sebelumnya.
Tampaknya penelitian agama memang tidak dapat dipisahkan dari aspek Bahasa, karena manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin agama dipahami, dihayati, dan sosialisasikan melalui Bahasa. Sesungguhnya pengertian Bahasa amat luas dan beragam. Melalui Bahasa manusia dan makhluk lain dapat berkomunikasi.
Obyek filologi adalah teks, sedang sasaran kerjanya berupa naskah. Naskah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan peninggalan tulisan masa lampau, dan teks merupakan kandungan yang tersimpan dalam suatu naskah. ‘Naskah’ sering pula disebut dengan ‘manuskrip’ atau ‘kodeks’ yang berarti tulisan tangan.
Naskah yang menjadi obyek kajian filologi mempunyai karaktristik bahwa naskah tersebut tercipta dari latar sosial budaya yang sudah tidak ada lagi atau yang tidak sama dengan latar sosial budaya masyarakat pembaca masa kini dan kondisinya sudah rusak. Bahan yang berupa kertas dan tinta serta bentuk tulisan, dalam perjalanan waktu telah mengalami kerusakan atau perubahan. Gejala yang demikian ini terlihat dari munculnya berbagai variasi bacaan dalam karya tulisan masa lampau.
Az-Zamakhsyari, sebagaimana dikutip Nabilah Lubis, mengungkapkan kegiatan filologi sebagai tahqiq al-kutub. Secara bahasa, tahqiq berarti tashhih (membenarkan/ mengkoreksi) dan ihkam (meluruskan). Sedang secara istilah, tahqiq berarti menjadikan teks yang ditahkik sesuai dengan harapan pengarangnya, baik bahasanya maupun maknanya. Dari definisi ini, dapat dipahami bahwa tahqiq bertujuan untuk menghadirkan kembali teks yang bebas dari kesalahan-kesalahan dan sesuai dengan harapan penulisnya. Tahqiq sebuah teks atau nash adalah melihat sejauh mana hakikat yang sesungguhnya terkandung dalam teks tersebut
Filologi adalah pengetahuan tentang sastra dalam arti luas yang mencakup sastra baasa dan kebudayaan. Maka yang menjadi kajian objek filologi yaitu penulisan atau penyalinan  kembali terhadap teks asli dan pemahaman atau memahami teks yang ada. Filologi memiliki peran vital yang harus dipertahankan dalam studi islam, karena islam memiliki banyak bahan berupa dokumen-dokumen masa lampau dalam bidang sejarah, teologi, hokum dll. Metode filologi tetap relevan untuk studi islam baik masa lalu, sekarang maupun yang akan datang.[1]
Penelitian naskah Arab telah lama dimulai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Pada masa itu, nash al-Qur’an mulai dikumpulkan dalam satu mushaf. Hal ini membutuhkan ketelitian untuk menyalin teks-teks al-Quran ke dalam mushaf tersebut. Ayat-ayat al-Quran yang sebelumnya tertulis secara berserakan pada tulang belulang, kulit pohon, batu, kulit binatang, dan sebagainya dipindah dan disalin pada sebuah mushaf dan dijadikan satu. Pekerjaan menyalin ayat-ayat al-Quran ini dilaksanakan dengan ketelitian menyangkut orisinalitas wahyu ilahi yang harus senantiasa dijaga.
Setelah Islam tumbuh dan berkembang di Spanyol pada abad ke-8 Masehi sampai abad ke-15 Masehi, pada zaman Dinasti Bani Umayyah ilmu pengetahuan Yunani yang telah diterima bangsa Arab kemudian kembali ke Eropa dengan epistemologi Islam. Puncak kemajuan karya sastra Islam ini mengalami kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah.
Dalam konteks keindonesiaan, manuskrip Islam terbagi ke dalam tiga jenis. Pertama, manuskrip berbahasa dan tulisan Arab. Kedua, manuskrip Jawi, yakni naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi berbahasa Melayu. Ketiga, manuskrip Pegon, yakni naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi menggunakan bahasa daerah seperti, bahasa Jawa, Sunda, Bugis, Buton, Banjar, Aceh dan lainnya.

Berkaitan dengan penelitian agam tujuan tafsir adalah menjelaskan, menerangkan kandungan kitab suci, pesan yang terkandung di dalamnya baik berupa hokum, moral, spiritual, perintah maupun larangan dapat dipahami, dihayati dan diamalakan.
Pembahasan berikut ini mengenai pengertian bahasa yang dipersempit dan diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau memerintah. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa merasakan perbedaan antara bahasa iklan bahasa politik bahasa ilmu pengetahuan maupun bahasa obrolan penuh persahabatan. Dalam bahasa agama banyak digunakan bahasa simbolik dan metaforik maka kesalahpahaman untuk menangkap pesan dasarnya mudah terjadi sekaligus untuk menghindari kesalahpahaman sebaiknya kita sepakati lebih dahulu Apa pengertian bahasa agama serta apa saja cakupan masalahnya istilah bahasa agama dalam buku ini menunjuk pada tiga macam bidang kajian dan wacana pertama ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan objek pemikiran yang bersifat metafisik terutama tentang Tuhan
Kedua bahasa kitab suci tentang membaca al-quran dan ketiga bahasa ritual keagamaan. Penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat dibagi dalam tiga pendekatan perlu ditekankan di sini bawa ke pendekatan dimaksudkan tidak terpisah secara ekstrim saling melengkapi atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama ketika pendekatan tersebut adalah metode tafsir, dan hermeneutika
1.      Metode Tafsir
Pendekatan filologi terhadap al-qur’an adalah pendekatan atau metode tafsir. Metode tafsir merupakan metode tertua dalam pengkajian agama sesuai dengan namanya tafsir kata penjelasan, pemahaman dan perincian atas kerja sehingga isi pesan kitab suci dapat dipahami sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sementara itu Imam Al Ghazali mengatakan bahwa Mesir adalah ilmu yang membahas kandungan Al-qur’an baik dari segi pemahaman makna dan arti sesuai yang dikehendaki Allah menurut kadar kesanggupan manusia
Berkaitan dengan penelitian agama tujuan tafsir adalah menjelaskan menerangkan menyingkap kandungan kitab suci pesan yang terkandung di dalamnya berupa hukum moral spiritual perintah larangan dapat dipahami dihayati dan diamalkan dalam rangka menjelaskan isi kitab suci tafsir menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu :
a.       Pendekatan sastra bahasa
b.      Pendekatan filosofis
c.       Pendekatan teologis
d.      Pendekatan ilmiah
e.       Pendekatan fiqih atau hukum
Ini berarti bahwa ayat yang sama apabila ditafsir dengan berbeda akan menghasilkan isi pesan yang berbeda pula. Adapun metode penafsiran yang berkembang dalam tradisi intelektual islam dan cukup populer yaitu : tafsir tahlil, ijmali, muqaran dan maudzu.
2.      Pendekatan Hermeneutika
Hermeneutika secara etimologis berasal dari kata kerja hermeneuin artinya menyampaikan berita. Hermeneutika merupakan metode bahkan aliran dalam penelitian kualitatif khususnya memahami makna teks, naskah, kitab sebagai sebuah fenomena sosial-budaya. Fungsi hermeneutika adalah agar tidak terjadi distorsi pesan/informasi antara teks,  naskah, kitab dan penulis-penulisnya.
Teks memiliki gaya Bahasa, stuktur kalimat, pilihan kata, dan keterbatasan yang tidak hanya mengandung pesan yang disampaikan tetapi mengandung perasaan dan budaya yang bisa dipahami oleh pembaca. Ungkapan Bahasa adalah perasaan, Bahasa adalah bangsa dan Bahasa adalah budaya. Hal ini menggambarkan bahwa Bahasa senantiasa berkaitan dengan hokum baik berupa ideology,nilai maupun budaya masyarakat.
Asumsi dari pernikiran hermeneutika ini, sebagaimana juga diyakini dalam pemikiran fenomenologi dan pendekatan interpretasi. Pada mulanya hermeneutika mi hanya dipahami, sebagai metode untuk menafsirkan teks-teks yang terdapat dalam karya sastra, kitab-kitab suci dan kitab-kitab lainnya tetapi kemudian penggunaan hermeneutika sebagai metode penafsiran semakin meluas dan berkembang, baik dalam cara analisisnya maupun obyek kajiannya.
Dengan semakin luasnya penggunaan hermeneutika ini dalam studi yang melibatkan interpretasi, kemudian Palmer mencoba mengklasifikasikan cabang-cabang studi henneneutika sebagai berikut:
a)      Interpretasi terhadap bible disebut exegesis.
b)      Interpretasi terhadap pelbagai teks kesusasteraan lama disebut philology.
c)      Interpretasi terhadap penggunaan dan pengembangan aturan-aturan bahasa disebut tehnical hermeneutics
d)     Suatu studi tentang proses pemahamannya itu sendin disebut philosopical hermeneutics
e)      Interpretasi terhadap pribadi manusia beserta tindakan-tindakan sosialnya yang kemudian disebut sebagai social hermeneutics.
Fungsi metode Hermeneutika adalah agar tidak terjadi distorsi pesan atau informasi antara teks, naskah dan kitab-kitab, penulis-penulisnya serta para pembacanya. Karena itu untuk memperoleh pemaknaan yang lebih konfrehehsif, terdapat tiga pusaran yang dijadikan starting point dan point of view yakni aspek kebahasaan, dunia sendiri-sendiri yang bisa saling mendukung atau sebaliknya membelokkan pemaknaan yang diberikan. Teks memiliki gaya bahasa, struktur kalimat, pilihan kata dan keterbatasan-keterbatasan yang tidak sekedar mengandung pesan yan hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca tetapi juga mengandung perasaan dan budaya yang bisa jadi dipahami secara berbeda oleh pembacanya yang satu dengan yang lain.

B.       Pendekatan filologi terhadap Hadis
Pengertian hadist menurut ulama’ hadist adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat. Sedangkan hadist menurut ulama’ ushul fiqih adalah segala perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan penetapan hukum.
Selanjutnya dalam penulisan berikutnya memakai istilah al-hadis. Sebagaimana halnya al-qur’an al-hadis pun telah banyak diteliti oleh para ahli, bahkan dapat dikatakan penelitian terhadap hadis lebih banyak kemungkinannya dibandingkan penelitian terhadap al-qur’an. Hal ini antara lain dilihat dari segi datangnya al-qur’an dan hadis berbeda.
Memahami suatu hadis sebagai salah satu sumber terpenting ajaran islam setelah al-qur’an, niscaya memerlukan telaah kritis, utuh dan menyeluruh. Kajian termaksud difokuskan kepada matan hadis, sanat dan perawinya. Pemahaman terhadap matan hadis antara lain bisa tersibak dari segi, apakah terdapat pertentangan atau tidak antara matan hadis dengan al-qur’an, fakta sejarah dan akal sehat. Ketiga sudut pandang tersebut menentukan apakah suatu hadis dapat diterima sebagai sumber ajaran islam.
Kemudian mengenai persoalan sanad, apakah terdapat persambungan atau tidak mulai dari rasul kemudian perawi pertama sampai terakhir. Dan yang tidak kalah pentingnya ialah persolan jumlah dan kualitas perawi, sehingga dapat diketahu dengan jelas klasifikasi dan kualitas hadis itu. Kemudian dikenal dengan ilmu riwayah dan diroyah.
Semua umat manusia telah bersepakat bahwa hadist sebagai sumber hukum yang kedua setelah alqur’an. Hal tersebut didasarkan pada nas yang terdapat dalam alqur’an maupun hadist. Hadist dipergunakan apabila tidak dipertemukan ketetapan hukum dalam alqur’an.
Al qur’an dan hadist adalah dua sumber hukum pokok  syari’at islam yang tetap, dan orang islam tidak akan mungkin bisa memahaami syari’at islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada kedua sumber islam tersebut. Seorang mujtahid dan ulama’ pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri  dengan mengambil salah satu dari keduanya.

C.      Pendekatan Pemikiran : Kalam, Filsafat dan Tasawuf

1.      Pendekatan pemikiran kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan,sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifat yang tidak mesti ada padaNya dan membicarakan pula tentang Rasul tuhan. Pendekatan pemikiran kalam berangkat dari kepercayaan terhadap kebenaran atau informasial-qur’an terutama tentang masalah ketuhanan dan kemudian menggunakan akal sebagai alat untuk membuktikan kebenaran informasi al-qur’an tersebut atau dalam ungkapan lain dikenal sebagai pendekatan tekstual dan rasional.
Selanjutnya perlu dijelaskan pula bahwa para Mutakallimin memiliki ciri khusus dalam menetapkan dasar pijakan pembahasan ilmu kalam. Mereka beriman kepada Allah dan semua apa yang dibawa oleh Rasul-Nya, tetapi mereka perkuat dengan dalil-dalil akal yang disusun secata manthiqy. Mereka perhatikan alam semesta sebagai obyek kajian dalam pembahasan almumkinat untuk menetapkan wujud Allah. Kemudian mengenai ayat-ayat mutasyabihat mereka tidak puas dengan hanya beriman secara ijmali tanpa mengadakan takwil. Maka dikumpulkan nash-nash yang secata lahiriah tampak bertentangan seperti nash-nash yang determinis, indeterrninis serta antrophormistis. Selanjutnya mereka menakwilkan nash-nash tersebut dengan memberikan kebebasan pada .akal unmk membahas dan memikirkannya sehingga terdapat keragaman kecenderungan pemikiran kalam (pandangan teologis) yang berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti tampak jelas pada pemikiran kalam Khawgrij, Muljiah, Mu’tazilah, Asyariyah, Matm'idiyah dan seterusnya.

2.      Pendekatan filsafat
Filsafat berasal dari Bahasa Arab yang berhubungan dengan kata aslinya yakni Bahasa Yunani Phileshopia: secara harfiah Philo : cinta, Shopia : hikmah, kebajikan. Selain itu filsafat dapat pula diartikan mencari hakikat sesuatu berusaha menemukan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya dirumuskan secara sistematis maka ia adalah sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu terbagi atas tiga cabang filsafat besar yakni teori pengetahuan teori hakikat dan teori nilai. Sedangkan objek penelitian filsafat dapat dibedakan menjadi dua pertama objek Materia yakni semua yang ada mungkin ada serta pengetahuan tentang nilai sebagai catatan yang diteliti adalah mengenai bagian abstrak dari objek tersebut. Sistematis maksudnya adalah berpikir secara teratur dengan menggunakan cara berpikir dan tentu universal ialah tidak Parsial tidak dibatasi oleh kepentingan kelompok tertentu tetapi sedangkan radikal dalam merata sampai ke akar-akarnya tidak terikat oleh doktrin agama
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti hakikat agama hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek materialnya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar asas dan inti di balik yang bersifat lahiriyah

3.      Pendekatan Pemikiran Tasawuf
Islam adalah agama yang bersifat universal memberikan jawaban asasi terhadap berbagai kebutuhan manusia, lahiriah, batiniah, individual serta kolektif. Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang fokuskan perhatiannya pada dimensi esoterik yakni pembersihan aspek rohani manusia sehingga dapat menimbulkan akhlak mulia
Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tata cara melakukan pembersihan jiwa serta mengamalkan cara benar. Tampaknya terdapat tiga model pendekatan pemikiran tasawuf yakni pertama pendekatan tematik kedua pendekatan tokoh dan yang ketika pendekatan kombinasi antara keduanya
Yang dimaksud dengan pendekatan tematik adalah penelusuran ajaran tasawuf dalam tema-tema tertentu sebagai cara untuk mendekatkan kepada Allah melalui Zuhud dan lainnya kemudian pendekatan tokoh dimaksudkan ialah mengenai tokoh-tokoh tasawuf berikut ajaran-ajarannya yang spesifik karena pada akhirnya pengalaman spiritual dalam tasawuf itu lebih merupakan pengalaman subjektif dan individual Itulah sebabnya pendekatan tokoh dilakukan selanjutnya pendekatan kombinasi antara tematik dengan tokoh ialah menggunakan Alquran dan hadis sebagai standar di dalam memahami tema-tema dari ajaran tasawuf berikut mengenal tokohnya kemudian menggunakan analisis  kesejarahan yakni berbagai tema teks tersebut dipahami berdasarkan konteks sejarahnya



4.       
BAB III
PENUTUP
      A .    Kesimpulan
Pendekatan filologi digunakan dalam kajian studi Islam dalam rangka memperoleh informasi dari sebuah teks melalui penelitian terhadap berbagai naskah keislaman yang ada. Mengingat banyaknya khazanah intelektual Islam, tentu membutuhkan banyak waktu untuk melakukan penelitian terhadap berbagai turats tersebut. Pendekatan filologi menjadi sangat penting sepenting kandungan teks itu sendiri. Pendekatan ini memang belum banyak digunakan, meskipun oleh pihak-pihak pengguna kitab-kitab klasik itu sendiri, seperti pesantren-pesantren di Indonesia.
Memahami suatu hadis sebagai salah satu sumber terpenting ajaran islam setelah al-qur’an, niscaya memerlukan telaah kritis, utuh dan menyeluruh. Kajian termaksud difokuskan kepada matan hadis, sanat dan perawinya. Pemahaman terhadap matan hadis antara lain bisa tersibak dari segi, apakah terdapat pertentangan atau tidak antara matan hadis dengan al-qur’an, fakta sejarah dan akal sehat. Ketiga sudut pandang tersebut menentukan apakah suatu hadis dapat diterima sebagai sumber ajaran islam.

   B.     Saran
Dengan selesai nya pembuatan Makalah ini kami menyadari bahwa dalam penulisan terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Nabilah Lubis.1996 Naskah, Teks, dan Metode Penelitian Filologi, Jakarta: Forum Kajian Bahasa & Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah,
M. Atho Mudzhar.1998. Pendekatan Studi Islam;dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Nasution, Khoiruddin.2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Academia dan Tazzafa
Tabrani,Pengantar,Metodologi Studi Islam,(B.Aceh:SCAD Independent,2014)
H.Abuddin Nata,Metodologi Studi Islam ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998 )
Tabrani,metodologi studi islam,(B.Aceh:SCAD Independent,2014)
Abuddin Nata,Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998)




[1] Tholatul Choir, Islam dalam berbagai pembacaan kontemporer, (Yogyakarta: pustaka belajar, 2009), hlm. 279-280

Comments

  1. Casino News - JAMHAR - KT Hub
    Casino News. Casino news: 제주도 출장안마 Hotel, slot, 출장샵 poker, dining, poker, poker, and more! Find more casino 대구광역 출장안마 news, including 서울특별 출장마사지 casino news from JAMHAR. 충청남도 출장안마

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Islam Sebagai Studi Sosial dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Studi Islam adalah sistem fenomena keagamaan Islam. Sistem keagamaan artinya mengkaji konsep-konsep keagamaan baik sebagai nilai maupun doktrin agama Islam. Fenomena keagamaan itu sendiri adalah perwujudan sikap dan perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai. Berarti studi Islam merupakan suatu usaha pengkajian terhadap aspek-aspek keagamaan Islam maupun aspek sosiologis yang menyangkut fakta-fakta empiris dalam kehidupan manusia yang timbul akibat dialog antara nilai agama keagamaan dengan realitas kehidupan manusia. Islam dapat dikaji, dimana Islam sebagai produk budaya dan bahakan Islam juga merupakan produk interaksi sosial. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1 . Bagaimana Islam sebagai studi sosial? 2. Bagaimana Islam sebagai studi budaya? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui islam sebagai studi sosial 3. Untuk mengetahui islam sebagai studi budaya BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Islam sebagai Studi Sosial Islam seb

Periodesasi Sejarah Islam (Masa Pertengahan dan Modern)

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Masalah Sejarah berjalan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya ke masa depan. Dalam perjalanan suatu unit sejarah selalu mengalami pasang naik dan pasang surut dalam interval yang berbeda-beda. Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak di bagi dalam beberapa babakan dimana setiap babakan merupakan suatu komponen yang mempunyai ciri-ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari babakan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang dinamakan periodisasi sejarah.[1] Apa yang dijadikan sebagai ciri-ciri khusus untuk menetapkan satu babakan sejarah, para ahli sejarah membagi dalam beberapa aliran sebagai berikut : 1.        Aliran yang menganggap ciri kuhusus itu ialah pada bentuk negara atau sistem politik yang dianut oleh pemerintahan negara. 2.        Aliran yang menganggap bahwa tingkat

Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Kebutuhannya

Ciri ciri makhluk hidup dan kebutuhannya A. Ciri ciri makhluk hidup dan kebutuhannya Perhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar kita, misalnya ayam mengais-ngais di tanah, itik berenang di sungai, tikus mengais-ngais di di sampah dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan hewan-hewan itu untuk mencari makanan. Selain makanan, hewan juga memerlukan air.             Tumbuhan juga memerlukan makanan dan air. Jika tumbuhan tidak mendapatkan makanan dan air, akhirnya akan layu dan mati. Bagi makhluk hidup, makanan berguna untuk: 1. Mendapatkan energy 2. Mengganti sel-sel yang telah rusak (mati) 3. pertumbuhan dan 4. mengatur semua proses dalam tubuh Sumber makanan makhluk hidup : 1. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah dimasak 2. Sumber makanan hewan berasal dari tumbuhan dan hewan 3. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri Ø   Ciri- ciri makhluk hidup sebagai berikut : 1. Memerlukan makan dan minum           Makhluk hidup membutuhk