BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah berjalan dari masa lalu,
ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya ke masa depan. Dalam perjalanan
suatu unit sejarah selalu mengalami pasang naik dan pasang surut dalam interval
yang berbeda-beda. Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup
panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak di bagi dalam beberapa
babakan dimana setiap babakan merupakan suatu komponen yang mempunyai ciri-ciri
khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari
babakan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang dinamakan
periodisasi sejarah.[1]
Apa yang dijadikan sebagai
ciri-ciri khusus untuk menetapkan satu babakan sejarah, para ahli sejarah
membagi dalam beberapa aliran sebagai berikut :
1. Aliran yang menganggap ciri kuhusus itu
ialah pada bentuk negara atau sistem politik yang dianut oleh pemerintahan
negara.
2. Aliran yang menganggap bahwa tingkat
kemjuan ekonomilah yang menjadi ciri khususnya dengan alasan faktor ekonomi
sangat dominan mendorong terjadinya proses integrasi suatu masyarakat.
3. Aliran yang menganggap tingkat kemajuan
peradaban (civilization) sebagai ciri khusus.
4. Aliran yang menganggap tingkat kemajuan
kebudayaan (culture) sebagai ciri
khusus.
5. Aliran yang menganggab masuk dan
berkembangnya suatu agama sebagai ciri khusus.[2]
Dalam makalah ini akan membahas
periodisasi sejarah peradaban islam menurut beberapa ahli yaitu : Nourouzzaman
shiddiqie, Ahmad Al-Usairy, dan Prof. Dr. Harun Nasution.
B. Rumusan Masalah
1. Apa periodisasi sejarah islam menurut
Nourouzzaman Shiddiqie?
2. Apa periodisasi sejarah islam menurut
Ahmad Al-Usairy?
3. Apa periodisasi sejarah islam menurut
Prof. Dr. Harun Nasution ?
C. Tujuan
1. Mengetahui periodisasi sejarah islam
menurut Nourouzzaman Shiddiqie
2. Mengetahui periodisasi sejarah islam
menurut Ahmad Al-Usairy
3. Mengetahui periodisasi sejarah islam
menurut Prof. Dr. Harun Nasution
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal dari bahasa arab
“syajaratun” , artinya pohon. Secara sistematik, sejarah sama seperti pohon
yang mempunyai cabang dan ranting, bermula dari bibit, kemudian tumbuh dan
berkembang, lalu layu dan tumbang. Sejarah dalam dunia barat disebut “histoire”
(Perancis), historie ( Belanda ), dan history ( Inggris ), berasal dari Yunani,
istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi umum, kata
history berarti “masa lampau umat manusia”. Dalam pengertian lain, sejarah adalah
catatam berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan demikian
sejarah peradaban islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
peradaban islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya islam
sampai sekarang.
Sedangkan Periodisasi peradaban
Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks
waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam. Menurut Prof. Dr. H.N.
Shiddiqi, ada beberapa pendapat lain yaitu tolak ukurnya adalah sistem politik,
hal ini biasanya digunakan pada sejarah konvensional. Tolak ukurnya pada
persoalan ekonomi (maju mundurnya ekonomi) dalam sebuh negara. Peradaban dan
kebudayaan suatu bangsa adalah pada
masuk dan berkembangnya suatu agama.
Jadi, periodisasi peradaban islam
adalah ilmu sejarah atau pembabakan sejarah yang mengkaji perkembangan
peradaban Islam dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur tertentu.
B. Periodisasi Sejarah Islam Menurut
Nourouzzaman Shiddiqie
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie,
periodisasi sejarah islam dapat disusun sebagai berikut[3] :
1. Periode Klasik ( 600-1258 )
Periode ini sejak kelahiran Nabi
Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh Hulagu Khan. Yang menjadi ciri
periode ini adalah dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti
Abbasiyah, kepala negara ( khalifah ) tetap di jabat oleh seseorang dan di
angggab pimpinan tertinggi negara wlaupun hanya sekedar simbol.
2. Periode Pertengahan (dari jatuhnya
Baghdad sampai ke penghujung abad ke -17)
Ciri periode ini adalah tanpa
menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah di Andalusia, wilayah islam
lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang saling bermusuhan.
Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu Mamluk di mesir,
dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.
3. Periode modern ( mulai abad ke-18 )
Ciri periode ini ialah seluruh
wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman penjajahan Barat, sampai
kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.
Jadi, menurut Nourouzzaman
Shiddiqie periodesasi sejarah islam dibagi dalam 3 periode yaitu periode
kliasik, pertengahan dan modern.
C. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad
Al-Usairy
Menurut Ahmad Al-Usairy, dalam
At-Tarikh Al-Islami, menyebutkan periodisasi islam secara lengkap di bagi dalam
periode-periode sebagai berikut[4] :
1. Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi
Adam-Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad )
Periode ini merupakan fase
sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum
diutusnya Rasulullah.
2. Periode Sejarah Rasulullah ( 570-632 M
)
Di dalamya diungkapkan tentang
berdirinya negara islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, yang menjadikan
Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal ssemua aktivitas negara yang kemudian
meliputi semua Jazirah
Arabia.
3. Periode Sejarah Khufaur Rasyidin (
632-661 M )
Periode ini di mulai sejak tahun
11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia,
Syam ( Syiria ) , Mesir, dan lain-lain.
4. Periode Pemerintahan Bani Umayyah (
661-749 M )
Pada masa ini pemerintahan islam
mengalami perluasan islam yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah
dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen kepada syariah Islam mengalami
sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.
5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (
749-1258 M )
Periode ini memiliki karakter
khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa pemerintahan dan kerajaan yang
independen, dimana sebagian besar telah berkontribusi yang besar terhadap
islam. Kerajaan tersebut adalah
1.
Dinasti Idrisiyah (788-974) M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang
penganut syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini
merupakan Dinasti Syi'ah pertama yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukan
syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk yang sangat halus.
2. Dinasti Aqlabiah ( 800-811
M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru Al-Rasyid. Pengangkatan
Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun (800), yang kemudian menjadi
Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi).
Masa ini juga di tandai dengan
terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta perang salib.
6. Periode Pemerintahan Mamluk ( 1250-1517
M )
Goresan sejarah paling penting
pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya gelombang penyerbuan pasukan
Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga telah berhasil eksstensi kaum
Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari
agamanya.
7. Periode Pemerintahan Usmani ( 1517-1923
M )
Pada awal pemerintahan ini telah
berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di Eropa Timur. Pemerintahan
ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam. Goresan
sejarah yang paling agung yamg berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani
adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun pada akhirnya pemerintahan Turki
berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalis sehingga pemikiran ini menjadi
pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta kaum muslimin menjadi negeri-negeri
kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.
8. Periode Dunia Islam Kontemporer
(1922-2000 M)
Periodeini dimulai sejak tahun
1342-1420 H/1922-2000 M. Periode ini merupakan masa sejarah umat islam sejak
berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan umat Islam pada masa
sekarang.
D. Periodisasi sejarah Islam Menurut Prof.
Dr. Harun Nasution
Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution,Sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode, yaitu periode klasik,
periode pertengahan, dan periode modern.
A. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik ini dapat pula
dibagi kedalam dua masa, masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi.
1. Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)
Masa ini merupakn masa ekspansi,
integrasi, dan keemasan Islam. dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat
ditahun 632 M. Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan islam.
Ekspansi daerah-daerah diluar Arabia dimulai dizaman khalifah pertama, Abu
Bakar Ash-Shiddiq.
a. Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar menjadi khalifah
ditahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat
itu banyak dipergunakn untuk menyelesaikan perang riddah.Yang ditimbulkan
suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madina.
Setelah perang dalam negeri
tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekutan keluar Arabia.
Khalid bin Walid dikiri ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634 M. Untuk
memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid kemudian akan diperintahkan agar
meninggalkan Irak, dan melampui gurun pasir yang jarang dilalui, delapan belas
hari kemudian sampailah di Suria.
Usaha-usaha yang dimulai Abu
Bakar ini dilanjutkan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab (634-644 M).
Dizamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh ditahun
635 M dan pada tahun 636 M, setelah tentara Bizantiun klah di pertempuran
Yarmuk, daerah Syiriah jatuh kebawah kekuasaan Islam.
Dengan adanya gelombang ekspansi
pertama ini, kekuasaan Islam dibawah Khalifah Umar telah meliputi selain
semenanjung Arabia, juga Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir.
Pada zaman Utsman bin Affan
(644-656 M) Tripoli, Cirpus, dan beberapa daerah lain dikuasai, tetapi
gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini. Dikalangan umat Islam mulai
terjadi perpevahan dan dalam kekacauan ynag timbul Utsman terbunuh.
Sebagai pengganti Utsman, Ali bin
abi Thalibmenjadi khalifah kempat (656-661 M) tetapi mendapat tantangan dari
pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, gubernur Damaskus,dari golongan
Talhah dan Zubair di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali sebgaimana Utsman,
terbunuh dan Muawiyah menjadi khalifah kelima yang selanjutnya membentuk
Dinasti Bani Umayah.
b. Bani Umayyah
Setelah pergantian kekuasaan dari
Ali bin Abi Thalib ke Muawiyah, terjadi perombakan system kekuasaan dan
pemerintahan. Sistem kekhalifahan pada masa ini mengalami perubahan baru, yaitu
system monarki (kerajaan). Suksesi kepemimpinan seperti ini terjadi ketika
Mu’awiyah memerintahkan untuk mewariskan jabatan kekhalifahan kepada anaknya,
Yazid ibn Mu’awiyah. Maka dari sinilah awal mula system kekhalifahan berlaku.
Penyebutan Bani / Daulah Umayyah
disandarkan pada nama Umayyah ibn Abdi Syams ibn Abdi Manaf, salah satu
pemimpin suku Quraisy pada zaman jahiliyah.
Muawiyah bin Abu Sufyan, adalah
tokoh penting dalam Bani Umayyah, beliau terkenal dengan alim dan santun, juga
termasuk salah satu sahabat nabi yang sering menemani Rasulullah.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harba
dalah pendiri bani Umayyah dan sekaligus khalifah pertama. Dia juga termasuk
orang yang pertama kali dalam sejarah kekhalifahan memindahkan ibukota
kekuasaan Islam dari Kuffah ke Damaskus.
Dizaman Muawiyah, Uqbah bin Nafi’
menguasia tunis dan Isalm. disana ia mendirikan kota Kairawan yang kemudian
menjadi salah satu pusat kebuadayaan Islam. Ekspansi ke timur diteruskan sizam
Abdul Al-Malik dibawah pimpinan Al-Hajaj bin Yusuf. Ekspansi ke Barat terjadi
dizaman Al-Walid. Pulau-pulau yang terdapat dilaut tengah, Malorca, Corsica,
Sardinia, Crete, Rhodes. Cyprus dan sebagian dariSichilia jatuh ketangan Islam.
Daerah-daerah yang dikuasai Islam dizaman Ekspansi ini adalah, Spanyol, Afrika
Utara, Syiria, Plaestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia kecil,
Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek,
dan Kirgis di Asia tengah.
Ekspansi yang dilakukan Bani
Umayah inilah yang membuat Islam menjadi negara besar dizaman itu. Perubahan
bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab
dimulai oleh Abd. Abdullah Al-Malik. Perhatian kepada Syair arab jahiliah
timbul kembali dan penyair arab baru mulai bermunculan. Abd. Abdullah Al-Malik.
Juga mengubah mata uang yang dipakai didaerah-daerah yang dikuasai Islam.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti
ini mencapai puncaknya dizaman Al-Walid I, sesudah itu ditumbangkan oleh Bani
Abassiyah.
Pernyataan di atas cukup mewakili
sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas dan cerdik. Ia seorang politisi ulung
dan seorang negarawan yang mampu membangun peradaban besar melalui politik
kekuasaannya. Ia pendiri sebuah dinasti besar yang mampu bertahan selama hamper
satu abad. Dialah pendiri Dinasti Umayyah, seorang pemimpin yang paling
berpengaruh pada abad ke 7 H.
c. Bani Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
didirikan atas dua strategi, yaitu: Pertama, dengan sistem mencari pendukung
dan penyebaran ide secara rahasia, ini sudah berlagsung sejak akhir abad
pertengahan hijriah yang dipusat di Al-Hamimah. Kedua, dengan terang-terangan
dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti Abbasiyah berlanjut
dengan peperangan melawan dinasti Umayyah.
Sistem pemerintahan dinasti
Abbasiyah meniru cara Umayyah dasar pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh
khalifah kedua, Abu Ja’far Al-Mansur. Sistem politik Abbasiyah yang dijalankan
antara lain: para khalifah tetap dari turunan Arab murni, kota Baghdad sebagai
ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dipandang
sebagai sesuatu yang sangat penting, kebebasan berfikir sebagai HAM diakui
penuh, dan para menteri turunan Persia diberi hak penuh dalam menjalankan
pemerintahannya
Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah
Abu Al Abbasiyah tetapi pembangunnya adalah Al Mansyur. Sebagai khalifah baru
musuh-musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat. Dalam usaha
mempertahankan kekuasaan Bani Abbasiyah, Al-Mansur menggunakan kekerasan.
Al Mansyur merasa tidak aman
berada di tengah bangsa Arab dan kemudian mendirikan ibu kota baru sebagai
pengganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat bekas ibu kota Persia. Al Mahdi
menggantikan Al Mansyur sebagai khalifah, dan di masa pemerintahan,
perekonomiannya mulai meningkat. Pada zaman Harun Ar-Rasyid hidup mewah telah
memasuki kehidupan masyarakat. Kekayaan yang banyak juga dipergunakan untuk
keperluan sosial. Hanya Ar Rasyid adalah Raja Besar di zaman it.
Anaknya Al-Makmun meningkatkan
perhatian pada ilmu pengetahuan. Khalifah Al-Mu’tasim sebagai anak dari ibu
yang berasal dari Turki. Dengan demikian, pengaruh turki mulai masuk ke pusat
pemerintahan Bani Abbasiyah. Tentara pengawal Turki ini kemudian menjadi sangat
berkuasa di istana dan khalifah pada akhirnya hanya sebagai boneka.
Alwatsiq kemudian melepaskan diri
dari pengaruh Turki, mendirikan ibu kota Samarra dan pindah dari baghdad. Tetap
justru tambah mudah di kuasai pengawal Turki. Al-Mutawakkil merupakan khalifah
besar terakhir di dari Dinasti Abbasiyah. Khalifah yang paling terakhir adalah
Al-Mu’tashim Billah. Pada masa ini baghdad dihancurkan oleh hulagu dari Mongol.
2. Masa Disintegrasi ( 1000-1250 M )
Disintegrasi dalam bidang politik
telah mulai pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak pada di zaman Bani
Abbasiyah. Disentegrasi pada bidang politik membawa pada disintegrasi dalam
bidang kebudayaan,bahkan juga dalam bidang agama. Perpecahan di kalangan umat
islam menjadi besa
B. Periode Perkembangan ( 1250-1800 M )
Periode ini dapat pula di bagi
kedalam dua masa yaitu :
1. Masa Kemunduran I ( 1250-1500 M )
Pada zaman ini jenghiz khan dan
keturunannya datang menghancurkan dunia islam. Jenghiz Khan berasal dari
Mongolia setelah menduduki Peking di tahun 2121 M, ia mengalihkan
serangan-serangannya kearah Barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam jatuh
ketangannya.
Serangan ke Baghdad dilakukan
oleh cucunya Hulagu Khan. Terlebih dahulu ia mengalahkan Khurasan di Persia dan
kemudian menghancurkan Hasysyasyin di Alamut. Khalifah dn keluarga serta
sebagian penduduk dibunuh. Sebagian besar penduduk dibunuh. Beberapa dari
anggota keluarga Bani Abasiyah dapat melarikan dan diantaranya ada yang menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu menerusknan
serangannya ke Syiria dan dari Syiria ia ingin memasuki Mesir. Akan tetapi, di
Ain Jalut ( Goliath) ia dapat dikalahkn oleh Baybars, Jenderal mamluk dari
Mesir, ditahun 1260 M.
Baghdad dan daerah yang
ditaklukan Hulagu selanjutmya diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Ikhlan adalah
gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini dalah
daerah yang terletak antara asia kecil di Barat dan di India di Timur. Dinasti Ikhln berumur 100
tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya Abaga 91265-1281 M) masuk
Kristen. Diantara keturunannya ynag pertama masuk Islam yaitu cucunya Tagudar
dengan nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari para Jendralnya.
Ghasan Mahmud (1295-1305 M) juga
masuk Islam dan demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaya pada
mulanya beragama Kristen, ia adalah Raja Mongol besar yang terakhir. Kerajaan
yang dibentuk Hulagu akhirnya menjadi beberapa
kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Jaylar (1336-1411 M) dengan Baghdad
sebagi ibu kota, kerajaan Salghari (1148-1282 M) di Paris, dengan kerajaan
Muzaffari (1313-1393 M) juga di Paris.
Timur Lenk, seorang yang berasal
dari keturunan Jeng Hizkan dapat menguasai samarkand pada tahun 1369 M. Dari
samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke sebelah barat dan dapat menguasai
daerah yang terletak diantara Delhi dan laut Marmara. Keganasan Timur Lenk
digambarkan oleh pembunuhan massal yang dilakukannya dikota-kota yang tidak mau
menyerah tetapi justru melawan kedatangannya dikota yang telah ditundukannya.
Di Mesir khilafah Fatimiyah
digantikan oleh Dinasti Salahudin al-ayubi. Dengan kedatangnnya Mesir kembali
kealiran Sunni. Di India persainagn dan kekuasaan juga selalu terjadi sehingga
India senangtiasa menghadapi perubahan penguasa. Di Spayol terjadi peperangan
diantara dinasti-dinasti islam disana diantara raja-raja Kristen.
Pada masa ini desentralisasi dan
disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan syi’ah, demikian
juga antara Arab dan Persia bertambah tampak. Dunia Islam pada zaman ini
terbagi dua, yaitu : Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, suria,
Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan bagian
Persia yang terdiri atas Balkan, asia keil, asia Tengah dengan Iran sebagai
Pusat.
Dizaman ini pula hancurnya Khulafah secara formal bagian
yang merupakan pusat dunia islam jatuh ketangan bukan islam untuk beberapa
waktu dan terlebih dari itu islam lenyap dari Spanyol. Perbedaan antara kaum
Sunni dan kaum Syiah menjadi memunck demikian pula antara Arab dan Persia.
Disamping itu, pengaruh tarekat-tarekat bertambah mendalam dan bertambah
meluas didunia islam. Pendapat yang
ditimbulkan dizaman disintegrasi itu bahwa pintu ijtihad telah tertutup
diterima secara umum dizaman ini.
2. Masa Tiga Kerajaan besar ( 1500-1800 )
Masa ini pula dibagi dua fase yaitu
:
a. Fase Kemajuan ( 1500-1700 )
Fase ini merupakan kemajuan Islam
II.tiga kerajaan besar yang di maksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan
Syafawi di persia, dan kerajaan Mughal di India[5].
Sultan Muhammad Al-Fatih (
1451-1481 M ) dari kerajaan Usmani mengalahkan kerajaaan Bizantium dengan
menduduki Istambul di tahun 1453 M. Dengan demikian Ekspansi ke arah barat
berjalan lebih lancar. Akan tetapi, di zaman sultan salim 1 (1512-1520 M )
perhatian ke barat d alihkan ke timur. Persia mulai di serang dan dalam
peperangan Syah Ismail di kalahkan. Stelah menguasai syiria, sultan Shalim
merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M.
Kemajuan-kemajuan lain di buat oleh sultan Sulaiman Al-Qanuni tahun 1520-1566
M. Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Di zamannya Irak,
Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Bedapest, dan Yaman dapat di kuasai.Di masa
kejayaannya, daerah kekuasaan kerajaan Usmani mencakup asia kecil.
Gedung-gedung yang di tinggalkan
periode ini antara lain Taj Mahal di Agra, benteng merah, masjid-masjid,
istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Pada zaman ini,
perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Dia mengalami kemorosotan.
Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab
dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu juga mulai muncul sebagai bahasa
penting dalam Islam. Bahasa Arab di jadikan sebagai bahasa persatuan mengalami
penurunan.
Kemajuan dalam bidang politik dan
jauh lebih kecil dari kemajuan islam I. Disamping itu Barat mulai bangkit akan
tetapi kekuatan Eropa masih lemah jika dibandingkan dengan kekuasaan Islam.
b.
Fase Kemunduran II (1700-1800 M)
Sesudah Sulaiman Qanuni, kerajaan
Usmani tidak lagi mempunyai Sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini memulai
memasuki fase kemundurannya pada abad 17. Didalam negeri timbul pemberontakan,
seperti di Syria dan di Lebanon. Disamping itu, terjadi pula
peperangan-peperangan dengan negara tetangga, seperti Venifia, dan dengan Syah
Abassiyah dari Persia, dalam peperangan itu kerajaan Usmani mengalami kekalahan
dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Kerajaan Syafawi
di Persia mendapat serangan dari Raja Afgan yang menganut paham Sunni. Di India
terjadi pemberontakan-pemberontakan di Negara Hindu yang merupakan mayoritas
penduduk India sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam
politik india dan menguasai India. Pada masa ini kekuatan militer, politik,
perdagangan, dan ekonomi umat islam semakin menurun. Akhirnya tahun 1798 M.
Napoleon menduduki Mesir sebagai salah satu pusat Islam terpenting.
c. Periode Modern (1800-Sekarang)
Periode ini merupakan zaman
kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir berakhir tahun 1801 M, membuka
mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat
Islam di samping kemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka Islam mulai
berpikir untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan Islam.
Kontak Islam dengan barat
sekarang sangat berlainan dengan ketika periode klasik. Pada periode klasik,
Islam tampak gemilang dan Barat tampak kegelapan. Tetapi sekarang Islam tampak
kegelapan dan Barat tampak gemilang. Dengan demikian, timbullah apa yang
disebut pemikiran atau aliran pembaruan atau modernisasi Islam.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Periodisasi peradaban Islam merupakan
ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat
dengan tolak ukur yang bermacam-macam.
2. Periodisasi sejarah islam menurut
Nourouzzaman Shiddiqie terbagi menjadi periode klasik, periode pertengahan dan
periode modern.
3. Periodisasi sejarah Islam menurut Ahmad
Al-Usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode sejarah klasik,
periode sejarah rasulullah, periode sejarah khulafaurrasyidin, periode
pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode
pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, Periode Dunia Islam
Kontemporer.
4. Periodisasi sejarah Islam menurut Prof.
Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode
pertengahan dan periode modern.
REFERENSI
Amin, Drs. Samsul Munir. 2013.
Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Muhaimin, Abd.Mujib, Jusuf
Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Ed. I cetakan ke-2 PT.Prenada
Media, Jakarta, Juli 2007.
Drs. Nourouzzman zhiddiqie, M.A,
1983,Pengantar Sejarah Muslim, yogyakarta:Nur cahaya.
Ahmad Al-Usairy, 2006,Sejarah
Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (terjemahan dari At-Tarikh Al-Islami),
cetakan keempat, Jakarta: Akbar
DAFTAR PUSTAKA
https://ahmadgaraudi.wordpress.com/sejarah-islam-klasik-islam-pertengahan-dan-islam-modern/
Comments
Post a Comment