Skip to main content

Periodesasi Sejarah Islam (Masa Pertengahan dan Modern)





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Sejarah berjalan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya ke masa depan. Dalam perjalanan suatu unit sejarah selalu mengalami pasang naik dan pasang surut dalam interval yang berbeda-beda. Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak di bagi dalam beberapa babakan dimana setiap babakan merupakan suatu komponen yang mempunyai ciri-ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari babakan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang dinamakan periodisasi sejarah.[1]

Apa yang dijadikan sebagai ciri-ciri khusus untuk menetapkan satu babakan sejarah, para ahli sejarah membagi dalam beberapa aliran sebagai berikut :
1.        Aliran yang menganggap ciri kuhusus itu ialah pada bentuk negara atau sistem politik yang dianut oleh pemerintahan negara.
2.        Aliran yang menganggap bahwa tingkat kemjuan ekonomilah yang menjadi ciri khususnya dengan alasan faktor ekonomi sangat dominan mendorong terjadinya proses integrasi suatu masyarakat.
3.        Aliran yang menganggap tingkat kemajuan peradaban (civilization) sebagai ciri khusus.
4.        Aliran yang menganggap tingkat kemajuan kebudayaan  (culture) sebagai ciri khusus.
5.        Aliran yang menganggab masuk dan berkembangnya suatu agama sebagai ciri khusus.[2]
Dalam makalah ini akan membahas periodisasi sejarah peradaban islam menurut beberapa ahli yaitu : Nourouzzaman shiddiqie, Ahmad Al-Usairy, dan Prof. Dr. Harun Nasution.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie?
2.      Apa periodisasi sejarah islam menurut Ahmad Al-Usairy?
3.      Apa periodisasi sejarah islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution ?

C.      Tujuan
1.      Mengetahui periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie
2.      Mengetahui periodisasi sejarah islam menurut Ahmad Al-Usairy
3.      Mengetahui periodisasi sejarah islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution

























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Secara sistematik, sejarah sama seperti pohon yang mempunyai cabang dan ranting, bermula dari bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Sejarah dalam dunia barat disebut “histoire” (Perancis), historie ( Belanda ), dan history ( Inggris ), berasal dari Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi umum, kata history berarti “masa lampau umat manusia”. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatam berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan demikian sejarah peradaban islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya islam sampai sekarang.
Sedangkan Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam. Menurut Prof. Dr. H.N. Shiddiqi, ada beberapa pendapat lain yaitu tolak ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju mundurnya ekonomi) dalam sebuh negara. Peradaban dan kebudayaan suatu bangsa adalah  pada masuk dan berkembangnya suatu agama.
Jadi, periodisasi peradaban islam adalah ilmu sejarah atau pembabakan sejarah yang mengkaji perkembangan peradaban Islam dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur tertentu.
B.       Periodisasi Sejarah Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqie
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie, periodisasi sejarah islam dapat disusun sebagai berikut[3] :

1.        Periode Klasik ( 600-1258 )
Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh Hulagu Khan. Yang menjadi ciri periode ini adalah dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti  yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara ( khalifah ) tetap di jabat oleh seseorang dan di angggab pimpinan tertinggi negara wlaupun hanya sekedar simbol.



2.      Periode Pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke -17)
Ciri periode ini adalah tanpa menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah di Andalusia, wilayah islam lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang saling bermusuhan. Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu Mamluk di mesir, dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.

3.        Periode modern ( mulai abad ke-18 )
Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman penjajahan Barat, sampai kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.
Jadi, menurut Nourouzzaman Shiddiqie periodesasi sejarah islam dibagi dalam 3 periode yaitu periode kliasik, pertengahan dan modern.
















C.      Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad Al-Usairy
Menurut Ahmad Al-Usairy, dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebutkan periodisasi islam secara lengkap di bagi dalam periode-periode sebagai berikut[4] :

1.        Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi Adam-Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad )
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah.

2.        Periode Sejarah Rasulullah ( 570-632 M )
Di dalamya diungkapkan tentang berdirinya negara islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, yang menjadikan Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal ssemua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua Jazirah
Arabia.

3.        Periode Sejarah Khufaur Rasyidin ( 632-661 M )
Periode ini di mulai sejak tahun 11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam ( Syiria ) , Mesir, dan lain-lain.

4.        Periode Pemerintahan Bani Umayyah ( 661-749 M )
Pada masa ini pemerintahan islam mengalami perluasan islam yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen kepada syariah Islam mengalami sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.

5.        Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah ( 749-1258 M )
Periode ini memiliki karakter khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa pemerintahan dan kerajaan yang independen, dimana sebagian besar telah berkontribusi yang besar terhadap islam. Kerajaan tersebut adalah
    1.      Dinasti Idrisiyah (788-974) M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini merupakan Dinasti Syi'ah pertama yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukan syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk yang sangat halus.
   2.      Dinasti Aqlabiah ( 800-811 M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru Al-Rasyid. Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun (800), yang kemudian menjadi Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi).
Masa ini juga di tandai dengan terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta perang salib.

6.        Periode Pemerintahan Mamluk ( 1250-1517 M )
Goresan sejarah paling penting pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga telah berhasil eksstensi kaum Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari agamanya.

7.        Periode Pemerintahan Usmani ( 1517-1923 M )
Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di Eropa Timur. Pemerintahan ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam. Goresan sejarah yang paling agung yamg berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun pada akhirnya pemerintahan Turki berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalis sehingga pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.

8.        Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M)
Periodeini dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. Periode ini merupakan masa sejarah umat islam sejak berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan umat Islam pada masa sekarang.

D.      Periodisasi sejarah Islam Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,Sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern.




A.      Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik ini dapat pula dibagi kedalam dua masa, masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi.

1.        Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)
Masa ini merupakn masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat ditahun 632 M. Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan islam. Ekspansi daerah-daerah diluar Arabia dimulai dizaman khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq.

a.         Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar menjadi khalifah ditahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakn untuk menyelesaikan perang riddah.Yang ditimbulkan suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madina.
Setelah perang dalam negeri tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekutan keluar Arabia. Khalid bin Walid dikiri ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634 M. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid kemudian akan diperintahkan agar meninggalkan Irak, dan melampui gurun pasir yang jarang dilalui, delapan belas hari kemudian sampailah di Suria.
Usaha-usaha yang dimulai Abu Bakar ini dilanjutkan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab (634-644 M). Dizamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh ditahun 635 M dan pada tahun 636 M, setelah tentara Bizantiun klah di pertempuran Yarmuk, daerah Syiriah jatuh kebawah kekuasaan Islam.
Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuasaan Islam dibawah Khalifah Umar telah meliputi selain semenanjung Arabia, juga Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir.
Pada zaman Utsman bin Affan (644-656 M) Tripoli, Cirpus, dan beberapa daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini. Dikalangan umat Islam mulai terjadi perpevahan dan dalam kekacauan ynag timbul Utsman terbunuh.
Sebagai pengganti Utsman, Ali bin abi Thalibmenjadi khalifah kempat (656-661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, gubernur Damaskus,dari golongan Talhah dan Zubair di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali sebgaimana Utsman, terbunuh dan Muawiyah menjadi khalifah kelima yang selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayah.

b.        Bani Umayyah
Setelah pergantian kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib ke Muawiyah, terjadi perombakan system kekuasaan dan pemerintahan. Sistem kekhalifahan pada masa ini mengalami perubahan baru, yaitu system monarki (kerajaan). Suksesi kepemimpinan seperti ini terjadi ketika Mu’awiyah memerintahkan untuk mewariskan jabatan kekhalifahan kepada anaknya, Yazid ibn Mu’awiyah. Maka dari sinilah awal mula system kekhalifahan berlaku.
Penyebutan Bani / Daulah Umayyah disandarkan pada nama Umayyah ibn Abdi Syams ibn Abdi Manaf, salah satu pemimpin suku Quraisy pada zaman jahiliyah.
Muawiyah bin Abu Sufyan, adalah tokoh penting dalam Bani Umayyah, beliau terkenal dengan alim dan santun, juga termasuk salah satu sahabat nabi yang sering menemani Rasulullah.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harba dalah pendiri bani Umayyah dan sekaligus khalifah pertama. Dia juga termasuk orang yang pertama kali dalam sejarah kekhalifahan memindahkan ibukota kekuasaan Islam dari Kuffah ke Damaskus.
Dizaman Muawiyah, Uqbah bin Nafi’ menguasia tunis dan Isalm. disana ia mendirikan kota Kairawan yang kemudian menjadi salah satu pusat kebuadayaan Islam. Ekspansi ke timur diteruskan sizam Abdul Al-Malik dibawah pimpinan Al-Hajaj bin Yusuf. Ekspansi ke Barat terjadi dizaman Al-Walid. Pulau-pulau yang terdapat dilaut tengah, Malorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes. Cyprus dan sebagian dariSichilia jatuh ketangan Islam. Daerah-daerah yang dikuasai Islam dizaman Ekspansi ini adalah, Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Plaestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia tengah.
Ekspansi yang dilakukan Bani Umayah inilah yang membuat Islam menjadi negara besar dizaman itu. Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab dimulai oleh Abd. Abdullah Al-Malik. Perhatian kepada Syair arab jahiliah timbul kembali dan penyair arab baru mulai bermunculan. Abd. Abdullah Al-Malik. Juga mengubah mata uang yang dipakai didaerah-daerah yang dikuasai Islam.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti ini mencapai puncaknya dizaman Al-Walid I, sesudah itu ditumbangkan oleh Bani Abassiyah.
Pernyataan di atas cukup mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas dan cerdik. Ia seorang politisi ulung dan seorang negarawan yang mampu membangun peradaban besar melalui politik kekuasaannya. Ia pendiri sebuah dinasti besar yang mampu bertahan selama hamper satu abad. Dialah pendiri Dinasti Umayyah, seorang pemimpin yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H.



c.         Bani Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah didirikan atas dua strategi, yaitu: Pertama, dengan sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, ini sudah berlagsung sejak akhir abad pertengahan hijriah yang dipusat di Al-Hamimah. Kedua, dengan terang-terangan dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan dinasti Umayyah.
Sistem pemerintahan dinasti Abbasiyah meniru cara Umayyah dasar pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh khalifah kedua, Abu Ja’far Al-Mansur. Sistem politik Abbasiyah yang dijalankan antara lain: para khalifah tetap dari turunan Arab murni, kota Baghdad sebagai ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting, kebebasan berfikir sebagai HAM diakui penuh, dan para menteri turunan Persia diberi hak penuh dalam menjalankan pemerintahannya
Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abu Al Abbasiyah tetapi pembangunnya adalah Al Mansyur. Sebagai khalifah baru musuh-musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat. Dalam usaha mempertahankan kekuasaan Bani Abbasiyah, Al-Mansur menggunakan kekerasan.
Al Mansyur merasa tidak aman berada di tengah bangsa Arab dan kemudian mendirikan ibu kota baru sebagai pengganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat bekas ibu kota Persia. Al Mahdi menggantikan Al Mansyur sebagai khalifah, dan di masa pemerintahan, perekonomiannya mulai meningkat. Pada zaman Harun Ar-Rasyid hidup mewah telah memasuki kehidupan masyarakat. Kekayaan yang banyak juga dipergunakan untuk keperluan sosial. Hanya Ar Rasyid adalah Raja Besar di zaman it.
Anaknya Al-Makmun meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan. Khalifah Al-Mu’tasim sebagai anak dari ibu yang berasal dari Turki. Dengan demikian, pengaruh turki mulai masuk ke pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Tentara pengawal Turki ini kemudian menjadi sangat berkuasa di istana dan khalifah pada akhirnya hanya sebagai boneka.
Alwatsiq kemudian melepaskan diri dari pengaruh Turki, mendirikan ibu kota Samarra dan pindah dari baghdad. Tetap justru tambah mudah di kuasai pengawal Turki. Al-Mutawakkil merupakan khalifah besar terakhir di dari Dinasti Abbasiyah. Khalifah yang paling terakhir adalah Al-Mu’tashim Billah. Pada masa ini baghdad dihancurkan oleh hulagu dari Mongol.

2.        Masa Disintegrasi ( 1000-1250 M )
Disintegrasi dalam bidang politik telah mulai pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak pada di zaman Bani Abbasiyah. Disentegrasi pada bidang politik membawa pada disintegrasi dalam bidang kebudayaan,bahkan juga dalam bidang agama. Perpecahan di kalangan umat islam menjadi besa
B.   Periode Perkembangan  ( 1250-1800 M )
Periode ini dapat pula di bagi kedalam dua masa yaitu :
1.        Masa Kemunduran I ( 1250-1500 M )
Pada zaman ini jenghiz khan dan keturunannya datang menghancurkan dunia islam. Jenghiz Khan berasal dari Mongolia setelah menduduki Peking di tahun 2121 M, ia mengalihkan serangan-serangannya kearah Barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam jatuh ketangannya.
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Terlebih dahulu ia mengalahkan Khurasan di Persia dan kemudian menghancurkan Hasysyasyin di Alamut. Khalifah dn keluarga serta sebagian penduduk dibunuh. Sebagian besar penduduk dibunuh. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abasiyah dapat melarikan dan diantaranya ada  yang menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu menerusknan serangannya ke Syiria dan dari Syiria ia ingin memasuki Mesir. Akan tetapi, di Ain Jalut ( Goliath) ia dapat dikalahkn oleh Baybars, Jenderal mamluk dari Mesir, ditahun 1260 M.
Baghdad dan daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutmya diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Ikhlan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini dalah daerah yang terletak antara asia kecil di Barat dan di  India di Timur. Dinasti Ikhln berumur 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya Abaga 91265-1281 M) masuk Kristen. Diantara keturunannya ynag pertama masuk Islam yaitu cucunya Tagudar dengan nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari para Jendralnya.
Ghasan Mahmud (1295-1305 M) juga masuk Islam dan demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaya pada mulanya beragama Kristen, ia adalah Raja Mongol besar yang terakhir. Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya menjadi beberapa  kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Jaylar (1336-1411 M) dengan Baghdad sebagi ibu kota, kerajaan Salghari (1148-1282 M) di Paris, dengan kerajaan Muzaffari (1313-1393 M) juga di Paris.
Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jeng Hizkan dapat menguasai samarkand pada tahun 1369 M. Dari samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke sebelah barat dan dapat menguasai daerah yang terletak diantara Delhi dan laut Marmara. Keganasan Timur Lenk digambarkan oleh pembunuhan massal yang dilakukannya dikota-kota yang tidak mau menyerah tetapi justru melawan kedatangannya dikota yang telah ditundukannya.
Di Mesir khilafah Fatimiyah digantikan oleh Dinasti Salahudin al-ayubi. Dengan kedatangnnya Mesir kembali kealiran Sunni. Di India persainagn dan kekuasaan juga selalu terjadi sehingga India senangtiasa menghadapi perubahan penguasa. Di Spayol terjadi peperangan diantara dinasti-dinasti islam disana diantara raja-raja Kristen.
Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan syi’ah, demikian juga antara Arab dan Persia bertambah tampak. Dunia Islam pada zaman ini terbagi dua, yaitu : Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, asia keil, asia Tengah dengan Iran sebagai Pusat.
Dizaman ini  pula hancurnya Khulafah secara formal bagian yang merupakan pusat dunia islam jatuh ketangan bukan islam untuk beberapa waktu dan terlebih dari itu islam lenyap dari Spanyol. Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syiah menjadi memunck demikian pula antara Arab dan Persia. Disamping itu, pengaruh tarekat-tarekat bertambah mendalam dan bertambah meluas  didunia islam. Pendapat yang ditimbulkan dizaman disintegrasi itu bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara umum dizaman ini.

2.        Masa Tiga Kerajaan besar ( 1500-1800 )
Masa ini pula dibagi dua fase yaitu :
a.         Fase Kemajuan ( 1500-1700 )
Fase ini merupakan kemajuan Islam II.tiga kerajaan besar yang di maksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Syafawi di persia, dan kerajaan Mughal di India[5].
Sultan Muhammad Al-Fatih ( 1451-1481 M ) dari kerajaan Usmani mengalahkan kerajaaan Bizantium dengan menduduki Istambul di tahun 1453 M. Dengan demikian Ekspansi ke arah barat berjalan lebih lancar. Akan tetapi, di zaman sultan salim 1 (1512-1520 M ) perhatian ke barat d alihkan ke timur. Persia mulai di serang dan dalam peperangan Syah Ismail di kalahkan. Stelah menguasai syiria, sultan Shalim merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M. Kemajuan-kemajuan lain di buat oleh sultan Sulaiman Al-Qanuni tahun 1520-1566 M. Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Di zamannya Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Bedapest, dan Yaman dapat di kuasai.Di masa kejayaannya, daerah kekuasaan kerajaan Usmani mencakup asia kecil.
Gedung-gedung yang di tinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra, benteng merah, masjid-masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Pada zaman ini, perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Dia mengalami kemorosotan. Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu juga mulai muncul sebagai bahasa penting dalam Islam. Bahasa Arab di jadikan sebagai bahasa persatuan mengalami penurunan.
Kemajuan dalam bidang politik dan jauh lebih kecil dari kemajuan islam I. Disamping itu Barat mulai bangkit akan tetapi kekuatan Eropa masih lemah jika dibandingkan dengan kekuasaan Islam.
    b.        Fase Kemunduran II (1700-1800 M)
Sesudah Sulaiman Qanuni, kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai Sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini memulai memasuki fase kemundurannya pada abad 17. Didalam negeri timbul pemberontakan, seperti di Syria dan di Lebanon. Disamping itu, terjadi pula peperangan-peperangan dengan negara tetangga, seperti Venifia, dan dengan Syah Abassiyah dari Persia, dalam peperangan itu kerajaan Usmani mengalami kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Kerajaan Syafawi di Persia mendapat serangan dari Raja Afgan yang menganut paham Sunni. Di India terjadi pemberontakan-pemberontakan di Negara Hindu yang merupakan mayoritas penduduk India sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik india dan menguasai India. Pada masa ini kekuatan militer, politik, perdagangan, dan ekonomi umat islam semakin menurun. Akhirnya tahun 1798 M. Napoleon menduduki Mesir sebagai salah satu pusat Islam terpenting.

c.         Periode Modern (1800-Sekarang)
Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka Islam mulai berpikir untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan Islam.
Kontak Islam dengan barat sekarang sangat berlainan dengan ketika periode klasik. Pada periode klasik, Islam tampak gemilang dan Barat tampak kegelapan. Tetapi sekarang Islam tampak kegelapan dan Barat tampak gemilang. Dengan demikian, timbullah apa yang disebut pemikiran atau aliran pembaruan atau modernisasi Islam.











BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
1.        Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam.
2.        Periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie terbagi menjadi periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
3.        Periodisasi sejarah Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode sejarah klasik, periode sejarah rasulullah, periode sejarah khulafaurrasyidin, periode pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, Periode Dunia Islam Kontemporer.
4.        Periodisasi sejarah Islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.














REFERENSI
Amin, Drs. Samsul Munir. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Muhaimin, Abd.Mujib, Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Ed. I cetakan ke-2 PT.Prenada Media, Jakarta, Juli 2007.
Drs. Nourouzzman zhiddiqie, M.A, 1983,Pengantar Sejarah Muslim, yogyakarta:Nur cahaya.
Ahmad Al-Usairy, 2006,Sejarah Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (terjemahan dari At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat, Jakarta: Akbar

















DAFTAR PUSTAKA

https://ahmadgaraudi.wordpress.com/sejarah-islam-klasik-islam-pertengahan-dan-islam-modern/

Comments

Popular posts from this blog

Islam Sebagai Studi Sosial dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Studi Islam adalah sistem fenomena keagamaan Islam. Sistem keagamaan artinya mengkaji konsep-konsep keagamaan baik sebagai nilai maupun doktrin agama Islam. Fenomena keagamaan itu sendiri adalah perwujudan sikap dan perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai. Berarti studi Islam merupakan suatu usaha pengkajian terhadap aspek-aspek keagamaan Islam maupun aspek sosiologis yang menyangkut fakta-fakta empiris dalam kehidupan manusia yang timbul akibat dialog antara nilai agama keagamaan dengan realitas kehidupan manusia. Islam dapat dikaji, dimana Islam sebagai produk budaya dan bahakan Islam juga merupakan produk interaksi sosial. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1 . Bagaimana Islam sebagai studi sosial? 2. Bagaimana Islam sebagai studi budaya? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui islam sebagai studi sosial 3. Untuk mengetahui islam sebagai studi budaya BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Islam sebagai Studi Sosial Islam seb

Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Kebutuhannya

Ciri ciri makhluk hidup dan kebutuhannya A. Ciri ciri makhluk hidup dan kebutuhannya Perhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar kita, misalnya ayam mengais-ngais di tanah, itik berenang di sungai, tikus mengais-ngais di di sampah dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan hewan-hewan itu untuk mencari makanan. Selain makanan, hewan juga memerlukan air.             Tumbuhan juga memerlukan makanan dan air. Jika tumbuhan tidak mendapatkan makanan dan air, akhirnya akan layu dan mati. Bagi makhluk hidup, makanan berguna untuk: 1. Mendapatkan energy 2. Mengganti sel-sel yang telah rusak (mati) 3. pertumbuhan dan 4. mengatur semua proses dalam tubuh Sumber makanan makhluk hidup : 1. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah dimasak 2. Sumber makanan hewan berasal dari tumbuhan dan hewan 3. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri Ø   Ciri- ciri makhluk hidup sebagai berikut : 1. Memerlukan makan dan minum           Makhluk hidup membutuhk