Skip to main content

PROSES DAN MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

A. Proses Masuknya dan berkembangya Agama dan Kebudayaan Islam
1. Sekilas tentang Agama Islam
Agama islam lahir di Mekkah, Arab Saudi, agama ini diyakini sebagai agama yang diwahyuhkan oleh Allah SWT kepada umat manusia melalui utusan utusannya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Ia lahir pada tahun 570 M, sejak umur tujuh tahun ia telah menjadi yatim piatu dan diasuh oleh kakeknya Abdul Mutholib dan selanjutnya oleh pamannya Abu Thalib sejak Usia 12 tahun ia sering mengikuti dan membantu pamannya. Berdagang, dan pada usia 25 tahun ia menikahi Siti Khadijah.
            Pada bulan Ramadhan pada tahun 610 M (menjadi tahun Lahirnya Islam), saat berusia 40 tahun, Nabi Muhammad di  datangi oleh Malaikat Jibril menyerukan kata Iqra’ yang artinya “Bacalah”. Terjadilah dialog panjang antara Muhammad dan Malaikat Jibril. Melalui dialog ini, Muhammad diangkat menjadi rasul Allah dan dari situ dimulailah proses turunnya Al-Qur’an, Kitab Suci agama Islam.
            Khadijah dan sahabat sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Ali Bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah tercatat sebagai pemeluk pertama islam. Sekitar tahun 613 M, Nabi Muhammad meyebarkan agama islam secara lebih terbuka, tantangan terbesar datang dari suku Quraisy dan penduduk mekkah, sebab ajaran Nabi Muhammad bersama pengikutnya dianggap menghancurkan agama asli (Watsani) serta kekuasaan mereka atas Ka’bah setelah 13 tahun, Nabi Muhammad bersama pengikutnya memutuskan untuk pindah ke  yatzrib, yang kelak bernama madinah, peristiwa yang dikenal dengan nama Hijrah ini kemudian digunakan sebagai awal penangalan islam.
            Di Madinah, islam berkembang pesat, untuk mendapatkan Mekkah, Nabi Muhammad terpaksa terlibat serangkaian perang dengan orang-orang kafir di Mekkah. Pada tahun 630 M nabi berhasil membebaskan kota Mekkah dari kekuasaan orang kafir, pasca perang orang orang Quraisy dan penduduk mekkah mulai memeluk agama islam, dan Ka’bah menjadi kiblat ibadah umat islam, hal ini kemudian diikuti banyak suku lain yang berdiam di Jazirah Arab. Nabi Muhammad SAW wafat pada tahun 6 Juni 632 dalam usian 63 tahun.
2. Teori-Teori tentang Masuknya Islam di Indonesia
Ada tiga teori megenai proses masuknya islam dke Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Gujarat
menurut teori ini yang di dukung oleh Snouck Hurgronje, W.F Suutherhim dan B.H.M Vlekke, islam masuk ke indonesiasekitar abad ke 13, dibawa oleh para pedangan islam dari Gujarat, India, ada dua bukti untuk mendukung teori pertama, batu nisan Sultan Malik As shaleh, sultan Samudra Pasai (Meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat (India); kedua, tulisan Marco polo pedagang dari venesia, yang menyatakan pernah singgah di perlak (Peurela) pada tahun 1292 dan mendapati banyak penduduknya beragama islam serta peran pedagang india dalam penyebaran agama tersebut.
b. Teori Mekkah
Menurut teori ini, yang didukung oleh Buya Hamka dan J.C Van Leur, pengaruh islam telah masuk ke indonesia telah masuk ke indonesia sekitar abad ke 7, di bawa langsung oleh para pedagang Arab, buktinya adalah, adanya pemukiman Islam tahun 674 di Baros, pantai sebelah barat Sumatra menyanggah teori Gujarat, teori ini meyakini islam yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab Syafi’I, mazhab terbesar di mekkah dan di mesir, pada masa itu, sultan sultan pasai menggunakan gelar Al-Malik, gelar yang lazim dipakai di mesir itu. Sedangkan daerah Gujarat meganut mazhab Hanafi; selain itu, sultan sultan pasai menggunakan gelar Al-Malik, Gelar yang lazim dipakai di mesir saat itu.
Bukti lain terkait munculnya Islam sebelum abad ke-13 adalah makam seorang wanita di Gresik, Jawa Timur, yang tertulis atas nama Fatimah Binti Maimun (Berangka tahun 1082) serta temuan sejumlah Makam Islam di Tralaya (Wilayah Majapahit), Trowulan, Jawa Timur yang menggunakan tahun Saka, bukan tahun Hijriyah dengan angka jawa kuno. Diperkirakan pada masa jayanya, banyak warga majapahit beragama islam, Meski demikian, tidak ada petunjuk siapa yang menyebarkan Islam di Majapahit atau gresik itu.
c. Teori Persia
menurut teori ini, yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat, islam di indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad ke-13, bukti untuk mendukung teori ini adalah adanya upacara Tabot-yaitu upacara memperingati meninggalnya Imam Huain bin Ali, cucu Nabi Muhammad-dibengkulu dan Sumatra Barat (Tabuik) setiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura; upacara ini juga merupakan ritual tahunan di Persia; selain itu, ada kesamaan antara ajaran sufi yang dianut oleh Syekh Siti jenar dan Sufi Iran Al-Hallaj.
            Teori manakah yang benar?dari tafsiran terhadap ketiga pandangan itu, umumnya orang menerima bahwa islam sudah masuk ke indonesia sejak abad ke-7. Namun baru berkembang pesat pada abad ke-13 sejalan dengan semakin mundurnya Kerajaan kerajaan bercorak Hindu Buddha di indonesia serta semakin ramainya pedagang pedagang Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia.

B. Saluran Saluran Penyebaran Islam di Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan islam ke indonesia pada umumnya berjalan dengan damai; karena itu mendapat sambutan yang baik dari masyarakat baik kalangan raja, bangsawan maupun rakyat biasa. Hal itu di dukung faktor faktor  berikut   
a. syarat Masuk Islam sangat mudah:cukup dengan mengucapkan kalimat syahadat.
b. tata cara peribadatan islam sangat sederhana, tidak perlu persiapan yang rumit.
c. islam tidak mengenal pelapisan sosial seperti halnya agama hindu dangan sistem kastanya. Tidak heran, orang Indonesia apalagi yang berasal dari golongan bawah secara ekonomi dan sosial mudah menerima agama ini.

            Penyebaran islam yang berlangsung damai itu dapat terlihat pada cara-cara penyebarannya, yaitu melalui saluran perdagangan, perkawinan, pendidikan, jaran tasawuf, dakwah dan kesenian, pedagang, mubaligh, wali, ahli tasawuf, guru agama, dan haji berperan penting dalam proses tersebut.
1. Saluran Perdagangan
        Perdagangan merupakan metode penyebaran islam yang paling kentara, bahkan dapat dikatakan sebagai saluran pertama dan utama penyebaran awal Islam. Menurut Tome Pires, sekitar abad ke-7 samapai ke abad -16 lalu lintas perdagangan yang melalui indonesia sangat ramai. Dalam proses ini, pedagang Nusantara dan pedagang asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia) bertemu dan saling bertukar pengaruh.
        Sebagian dari para pedagang asing ini  tinggal di wilayah dekat pantai, yang disebut pekojan. Lama lama jumlah mereka semakin banyak, demikian juga pengaruh islam di tempat tinggal mereka. Hal ini juga menjelaskan mengapa kerajaan-kerajaan islam Nusantara Seperti Bone, Banjar, Banten, Demak, Cirebon, Samudra Pasai, Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, Hitu, dan Deli selalu berawal dari wilayah pesisir.
        Para pedagang itu mejalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir, dan perlahan perlahan masuk lingkaran pusat istana. Ketika Raja-raja dan para bangsawan memeluk islam, rakyaktnya dengan mudah mengikuti. Setelah memeluk islam baik rakyat bisasa, pedagang nusantara maupun anggota keluarga istana ikut meyebarkan islam ke kota kota pelabuhan dan pesisir yang lain. Sementara itu, karakteristik kultur pesisir, yang mudah menerima serta terbuka terhadap hal hal baru, merupakan faktor lain yang memudahkan penyebaran agama dan kebudayaan lain.

2. Saluran Perkawinan
        Saluran penyebaran islam selanjutnya adalah melalui perkawinan. Pedagang pedagang itu dan juga keluarganya menikah dengan perempuan pribumi, putra-putri bangsawan (Adipati) dan bahkan dengan anggota anggota kerajaan. Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan islam: (Keluarga) pedagang atau ulama itu mensyaratkan perempuan idamannya untuk mengucapkan kalimat syahadat terlebih dahulu. Anak-anak hasil pernikahan itu pun cenderung mengikuti agama islam yang dianut orang tuannya.
        Perkawinan anak-anak kaum bangsawan (adipati) ataupun raja punya dampak lebih. Mereka lebih mudah memengaruhi istana untuk mendukung penyebaran isam. Lama kalamaan seluruh anggota keluarga istana memeluk islam. Maka, kerajaan yang tadinnya bercorak Hindu-Buddha menjadi bercorak Islam.
        Perkawinan juga tidak hanya terjadi antara para saudagar degan rakyat pribumi biasa atau antara para saudagar dengan kaum darah biru, melainkan juga diantara putra putri kesultanan islam itu sendiri.
        Contoh: Perkawinan antara Kerthabumi (Brawijaya V) raja Majapahit dengan Putri Champa, putri yang cantik dan cerdas ini adalah persembahan tanda persahabatan dari Kaisar Tiongkok Yang Lu dan Dinasti Ming (Islam). Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang erat dengan Sriwijaya dan Majapahit, beberapa Walisongo sempat bermukim dan mempelajari Islam di Champa. Di jawa, mereka termasuk (termasuk sunan ampel, kakak misan putri champa) membujuk Kerthabumi untuk meminang putri Champa. Perkawinan itu pun berjalan namun ternyata tidak sepenuhnya mendapat dukungan istana, konon karena putri ini membuka islamisasi Jawa. Kerthabumi pun dengan berat hati “menghibakan” putri champa yang tengah mengandung kepada Arya Damar (adipati Palembang), dan kelak melahirkan Raden Patah (Jin Bun).
        Beranjak dewasa, Jin Bun berlayar ke jawa untuk menemui ayahnya (Kerthabumi). Ia tiba di Tuban sekitar tahun 1419 dan tinggal di sana sambil belajar agam islam di rumah Sunan ampel. Kepercayaan ayahnya untuk mengelola daerah Demak Bintara yang merupakan cikal-bakal Kerajaan Islam Demak. Ia mengembangkan Demak Bintara sebagai pelabuhan dagang. Para pendatang dari cina pu banyak menetap, terutama di Semarang, Lasem, Juwana, hingga Tuban. Demak Bintara tumbuh pesat alam segala bidang kelak menjadi modal untuk menundukkan Majapahit.

3. Saluran Pendidikan
        Perkembangan islam yang semakin meluas mendorong munculnya para ulama dan mubalig. Para ulama dan mubalig menyebarkan islam melalui Pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah.
        Di Pondok-pondok pesantren, kaum muda (Santri) dari berbagai daerah dan kalangan menimba pengetahuan tentang islam mereka lalu kembali ke daerah asal dan menyebarkan ajaran-ajaran tentang agama islam. Saluran ini sangat efektif untuk mempercepat dan memperluas penyebaran islam hingga ke daerah- daerah terpencil. Pesantren- pesantren awal itu diantaranya.
a. Pesantren Ampel Denta (Surabaya) yang didirikan oleh Sunan Ampel
b. Pesantren Sunan Giri ( Gresik), yang didirikan oleh Sunan Giri. Pesantren ini terkenal hingga Maluku. Banyak santri dari Maluku (khususnya wilayah Hitu) datang berguru pada Sunan Giri, atau para kiai dari Giri diundang mengajar ke Hitu.
       
        Selain mejadi pendidik di pesantren, beberapa ulama tau kiai diminta menjadi penasehat agama atau guru bagi para bangsawan keraton. Contoh Kiai Ageng Selo menjadi penasehat dan guru Sutawijaya (Pendiri Kesultanan Mataram), atau Maulana Yusuf manjadi penasehat Sultan Ageng  Tirtayasa (Kesultanan Banten).

4. Saluran Ajaran Tasawuf
        Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli Tasawuf biasanya memiliki kekuatan Magis dan Keahlian dalam bidang pengobatan. Kata “Tasawuf” sendiri sebenarnya berasal dari kata “sufi” yang berarti kain wol yang terbuat dari bulu domba; istilah ini muncul Karena para ahli tasawuf biasanya memakai jubbah yang terbuat dari wol. Ajaran tasawuf ini diperkirakan masuk ke indonesia sekitar abad ke -13 dan berkembang pesat sekitar abad ke-17.
        Ajaran tasawuf banyak di jumpai dalam cerita-cerita babad dan hikayat dari masyarakat setempat. Ajaran ini mudah berkembang terutama di jawa karena ajaran islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola piker masyarakat yangmasih berorientasi terhadap agama Hindu. Lewat tasawuf, bentuk islam yang diperkenalkan menunjukkan kesamaan dengan alam pikiran orang jawa hindu, Siwa, dan Buddha. Tokoh tokh tasawuf yang terkenal diantaranya Hamzah Fansuri, Syamsuddin as Sumtrani, Nuruddin ar Raniri, Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Panggung.

5. Saluran Dakwah
   Wali Songo adalah sebagai sekelompok penyiar agama yang hidup dalam kesucian dan pada umumya memiliki kesaktian yang luar biasa yang menyiarkan agama islam di pulau jawa.
1.Sunan Gresik
Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim. Ia juga dianggap sebagai salah satu Wali Songo yang pertama kali menyebarkan islam di Jawa. Masyarakatnya meyakini bahwa Sunan Gresik berasal dari luar Indonesia, tepatnya di wilayah Maghrib, Afrika utara. Oleh karena itu, ia juga dapat sebutan lain, yakni Syekh Maghrib. Dalam versi lainnya, ia di yakini berasal dari Persia. Ia bersama dengan Syekh Maulana Ishaq (Ayah Sunan Giri) merupakan anak dari Syekh Maulana Ahmad Jumadil Kubro.
2.Sunan Ampel
Memiliki nama Raden Rahmat, yang berasal dari Champa (kini berada di wilayah Vietnam) dan datang ke majapahit pada awal abad ke 15 (1446 M). ketika Champa mendapat serbuan dari Vietnam. Kedatangannya di sambut baik oleh Raja Brawijaya penguasa majapahit saat itu, yang kemudian mengizinkan Raden Rahmat mendirikan di Ngangel Denta hingga selanjutnya ia lebih di kenal dengan dengan nama Sunan Ampel.
3.Sunan Giri
Memiliki nama nama asli Raden Paku. Ia adalah putra dari Syekh Maulana Ishak dan salah satu menantu dari Sunan Ampel Sunan giri memiliki peranan pentingdalam dakwah islam melalui jalur perdagangan.kegiatan dakwahnya tidak terbatas hanya di jawa tetapi, meluas hingga Banjarmasin, Martapura, Pasir dan Kutai di Kalimantan : buton dan gowa di Sulawesi Selatan, nusa tenggara dan Maluku.
4. Sunan bonang
Sunan bonang adalah putra keempat sunan ampel dari pernikahannya dengan nyi ageng manila, putri arya teja, bupati tuban. Sunan bonang memiliki nama asli pangeran mahdum Ibrahim. Sunan bonang dikenal sebagai wali yang menguasai ilmu fikih, tasawuf dan seni sastra.
5. Sunan Kalijaga
Nama asliya raden Sahid, ia adalah ia adalah putra dari Tumenggung wilwatikta dari tuban. Menurut sumber dalam babad tuban , yang didukung oleh pendapat H,J. de Grafft dan van de berg, Sunan Kalijaga adalah keturunan dari sayiddina abbas bin abdul mutholib, paman nabi Muhammad, raden sahid menghabiskan masa mudahnya banyak melakukan kegiatan kegiatan yang kurang baik, seperti berjudi, minum minuman keras, mencuri serta di usir dari istana.
6.Sunan Gunung jati
Sunan gunung jati memilik nama Syarif Hidayatullah yang merupakan putra dari sultan Hud yang berkuasa di wilayah Israel. Sunan gunung jati adalah wali yang menurunkan sultan sultan yang berkuasa di wilayah banten dan Cirebon.
Sultan hud, ayah dari sunan gunung jati yang juga di kenal dengan nama syarif Abdullah adalah putra raja Adhara dari Mesir yang menikah dengan nyi rara santang. Syarif hidayatulah meninggalkan negerinya dan menuju pasai, kemudian ia menuju jawa dengan berguru kepada Sunan Ampel.
7. Sunan Drajat
Ketika masih muda, ia memiliki nama raden Qasim, ia adalah putra dari sunan ampel dan adik dari Sunan Bonang. Sebelum menjadi pendakwah yang mengembangkan ajaran islam melalui pendidikan, Sunan Drajat berguru kepada Ayahnya sendiri. Selain itu, ia juga berguru ke Sunan Gunung Jatu di Cirebon, Sunan Drajat dikenal sebagai wali yang memiliki kepedulian tinggi terhadap fakir miskin, dermawan memilliki etos kerja yang tinggi dan membangun solidaritas sosial melalui gotong royong. Selain itu, ia juga mengajarkan masyarakat cara membangun dan membuat tandu.
8. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah raden fatihan atau ja’far shdiq. Ia adalah putra dari nyi ageng manila, adik dari sunan Bonang yang menikah dengan sunan undung yang berasal dari mesir, dan merupakan murid sunan Ampel. Sunan kudus adalah cucu dari sunan ampel. Sunan kudus dikenal sebagai wali songo yang sangat tegas dalam menegakkan syariat. Dalam berdakwah, ia selalu berusaha untuk lebih dekat dengan masyarakat. Tujuannya agar lebih memahami kebutuhan mereka. Oleh karena itu, sambil berdakwah, ia juga mengajarkan cara alat alat pertukangan dengan lebih sempurna, mengajarkan membuat keris sebagai senjata, membuat kerajinan dari emas, dan megolah logam besi.
9.Sunan Muria
Sunan Muria adalah putra sunan kalijaga  yang memiliki nama asli raden prawoto atau raden uamr said. Sunan muria merupakan Wali Songo dari generasi yang termuda. Kisah hidupnya pun tidak terdapat dalam historiografi dan sedikit diuraikan dalam babad, sama seperti Ayahnya, sunan muria juga  berdakwah dengan memanfaatkan kesenian sebagai media. Ia memilih menjadi dalang dengan menggunakan lakon carangan (improvisasi) melalui cerita wayang yang dimainkan, seperti lakon Dewa Ruci Dewa srani, jamus, kalimasada, Begawan, ciptaning dan semar mbarang jantur dengan lebih bernapaskan islam. Ia juga menciptakan tembang sejenis sinom dan kinanthi yang berisi nasehat dan ajaran tauhid.

6. Saluran Kesenian
        Agama islam juga disebarkan melalui kesenian. Beberapa bentuknya telah disebutkan, seperti Wayang (oleh Sunan Kalijaga), Gamelan (oleh Sunan Bonang), serta gending (lagu-lagu) yang berisi syair-syair nasehat dan ajaran ajaran Islam.
        Kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah tetapi diperkaya dengan seni Islam (disebut Akulturasi), seni sastra juga berkembang pesat: banyak buku tentang tasawuf, hikayat, dan babad di sadur ke dalam Bahasa melayu.
  
    




Comments

Popular posts from this blog

Islam Sebagai Studi Sosial dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Studi Islam adalah sistem fenomena keagamaan Islam. Sistem keagamaan artinya mengkaji konsep-konsep keagamaan baik sebagai nilai maupun doktrin agama Islam. Fenomena keagamaan itu sendiri adalah perwujudan sikap dan perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai. Berarti studi Islam merupakan suatu usaha pengkajian terhadap aspek-aspek keagamaan Islam maupun aspek sosiologis yang menyangkut fakta-fakta empiris dalam kehidupan manusia yang timbul akibat dialog antara nilai agama keagamaan dengan realitas kehidupan manusia. Islam dapat dikaji, dimana Islam sebagai produk budaya dan bahakan Islam juga merupakan produk interaksi sosial. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1 . Bagaimana Islam sebagai studi sosial? 2. Bagaimana Islam sebagai studi budaya? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui islam sebagai studi sosial 3. Untuk mengetahui islam sebagai studi budaya BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Islam sebagai Studi Sosial Islam seb

Periodesasi Sejarah Islam (Masa Pertengahan dan Modern)

BAB I PENDAHULUAN A.      Latar Belakang Masalah Sejarah berjalan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya ke masa depan. Dalam perjalanan suatu unit sejarah selalu mengalami pasang naik dan pasang surut dalam interval yang berbeda-beda. Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak di bagi dalam beberapa babakan dimana setiap babakan merupakan suatu komponen yang mempunyai ciri-ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka waktu. Rangkaian dari babakan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang dinamakan periodisasi sejarah.[1] Apa yang dijadikan sebagai ciri-ciri khusus untuk menetapkan satu babakan sejarah, para ahli sejarah membagi dalam beberapa aliran sebagai berikut : 1.        Aliran yang menganggap ciri kuhusus itu ialah pada bentuk negara atau sistem politik yang dianut oleh pemerintahan negara. 2.        Aliran yang menganggap bahwa tingkat

Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Kebutuhannya

Ciri ciri makhluk hidup dan kebutuhannya A. Ciri ciri makhluk hidup dan kebutuhannya Perhatikan makhluk hidup yang ada di sekitar kita, misalnya ayam mengais-ngais di tanah, itik berenang di sungai, tikus mengais-ngais di di sampah dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan hewan-hewan itu untuk mencari makanan. Selain makanan, hewan juga memerlukan air.             Tumbuhan juga memerlukan makanan dan air. Jika tumbuhan tidak mendapatkan makanan dan air, akhirnya akan layu dan mati. Bagi makhluk hidup, makanan berguna untuk: 1. Mendapatkan energy 2. Mengganti sel-sel yang telah rusak (mati) 3. pertumbuhan dan 4. mengatur semua proses dalam tubuh Sumber makanan makhluk hidup : 1. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah dimasak 2. Sumber makanan hewan berasal dari tumbuhan dan hewan 3. Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri Ø   Ciri- ciri makhluk hidup sebagai berikut : 1. Memerlukan makan dan minum           Makhluk hidup membutuhk