PENINGKATAN
KETAHANAN AIR
MELALUI
KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
DI DESA CUKUR
GULING KECAMATAN LUMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sumber Daya Air
merupakan karunia dan amanah Tuhan yang Maha Esa. Air merupakan benda yang
sangat vital dan mutlak dibutuhkan bagi kehidupan dan penghidupan umat
manusian, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sepanjang masa. Oleh karenanya, sumber
daya air di kuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dan di amanatkan dalam pasal 33 ayat (3) UUD
1945.
Pengadaan
konservasi sumber daya air tidak lain untuk meningkatkan ketahanan air dalam
upaya mencegah terjadinya kekeringan pada musim kemarau. Oleh karena itu, perlu
adanya pemeliharaan keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi
Sumer Daya Air agar ketersediaan air dapat tercukupi dan kekeringan dapat
diatasi. Fenomena kekeringan umumnya terjadi pada wilayah pegunungan, misalnya
yang terjadi di wilayah Lumbang Pasuruan.
Menurut
informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan,
ada beberapa kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan, diantaranya
Kecamatan Lumbang, Gempol, Pasrepan, Puspo, Lekok, Kejayan, Winongan, dan
Grati. Dari beberapa daerah tersebut, Kecamatan Lumbang merupakan daerah dengan
potensi kekeringan terparah denagn rata-rata 6-7 desa yang terdampak antara
tahun 2014-2015, khususnya ketersediaan air bersih.
Dilihat dari
aspek morfologi, Kecamatan Lumbang berada di daerah pegunungan dan berbukit
yang masih memungkinkan terjadinya hujan orografis pada musim kemarau. Selain
itu, Kecamatan Lumbang juga dekat dengan beberapa sumber mata air, diantaranya
sumber mata air Madakaripura Probolingggo dan sumber mata air Banyu Biru
Winongan. Kendati begitu, ketersediaan air di Kecamatan Lumbang belum dapat
terpenuhi. Jika di fikir secara logika, seharusnya ketersediaan air di
Kecamatan Lumbang dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan
pemberdayaan Sumber Daya Air.
Menurut
beberapa sumber, di jelaskan bahwa gejala kekeringan yang terjadi di Kecamatan
Lumbang. Khususnya di Desa Cukur Guling dipengaruhi juga oleh faktor geologis,
dimana tanahnya merupakan jenis tanah vulkanik berbatu, sehingga pada saat
terjadi hujan disekitar Gunung Penanjakan, air hanya akan diloloskan oleh
tanah. Tanaman yang ada tidak dapat optimal menyimpan air yang melewati derah
tersebut. Sehingga menyebakan daerah tersebut mengalami kekeringan terparah di
Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan.
Karya ilmiah ini disususn atas ketertarikan peneliti terhadap topic
yang sudah peneliti bahas di atas. Disini timbul ide peneliti untuk meneliti
dan mengkaji masalah yang terjadi ini, yang sudah peneliti ringkas dalam
penelitian “Peningkatan Ketahan Air Melalui Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air
di Desa Cukur Guling Kecamatan Lumbang”
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
upaya meningkatkan ketahanan air melalui kegiatan konservasi Sumber Daya Air di
Desa Cukur Guling Kecamatn Lumbang?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk
mendeskripsikan upaya meningkatkan ketahanan air melalui kegiatan konservasi
Sumber Daya Air di Desa Cukur Guling Kecamatn Lumbang
D.
MANFAAT
PENULISAN
1.
Bagi
Siswa
Member wawasan mengenai peran Sumber Daya Air bagi kehidupan, agar
dapat di manfaatkan sebagaimana mestinya. Dan diharapkan dapat mengelola dan
memanfaatkan Sumber Daya Air yang ada agar supaya keberadaan air terjaga
kelestariannya sehingga tidak menimbulkan bencana kekeringan maupun bencana
lain.
2.
Bagi
Sekolah
Mampu mewujudkan siswa-siswi yang berwawasan lingkungan dengan cara
melatih cara berpikir siswa-siswi agar lebih peduli dengan lingkungan sekitar
terutama pemanfaatan Sumber Daya Air, member dorongan kepada siswa-siswi agar
lebih memperhatikan keberadaan air yang ada disekitar agar penggunaannya
bernilai manfaat, dan mampu menciptakan siswa-siswi yang mempunyai skill dalam
pembuatan teknologi untuk pemberdayaan Sumber Daya Air.
3.
Bagi
Pemerintah
Membantu meminimalisir
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
a.
Penampung
air hujan ( PAH ) adalah tempat penampung air hujan yang akan digunakan sumber
air bersih.
b.
Penampung
air hujan kontruksi Batu bata adalah bangunan PAH yang konstruksinya dari batu
bata dengan bentuk bulat atau persegi.
c.
Air hujan
adalah air yang berasal dari angkasa.
d.
Air
bersih adalah air yang memenuhi ketentuan baku mutu air bersih yang berlaku.
e.
Lantai
kerja adalah bagian dasar dari konstruksi yang berfungsi untuk meratakan
permukaan dan menjaga kebersihan.
f.
Lantai
dasar adalah bangunan yang di gunakan untuk meletakkan reservoir tempat
aktifitas pengambilan air bersih.
g.
Lubang
periksa atau manhole adalah sarana untuk memungkinkan orang dapat masuk ke
dalam bak guna membersihkan atau memperbaiki bagian dalam bak bila terjadi
kerusakan .
h.
Talang
adalah saluran kecil dari seng atau bahan plastik yang berfungsi untuk
mengumpulkan air hujan dari atap rumah.
i.
Talang
bambu adalah talang yang menampung air hujan dari atap.
j.
Talang
tegak adalah talang yang yang menampung air hujan dari talang bambu.
k.
Atap
rumah adalah bagian paling atas pada rumah yang digunakan sebagai pengumpul air
hujan.
l.
Pipa
pemasukan adalah alat untuk menyalurkan air hujan dari talang ke reservoir.
m.
Saringan
adalah alat penyaring air hujan yang di letakkan sebelum pipa pemasukkan.
n.
Reservoir
adalah tempat untuk menampung air hujan.
o.
Kran
adalah alat untuk mengeluarkan air bersih dari reservoir.
p.
Saluran
pembuangan adalah saluran untuk menyalurkan air buangan untuk mencegah
terjadinya pembiakan bibit penyakit.
2.2 penampung air hujan
Penampungan
air hujan adalah salah satu cara konservasi air. Caranya dengan membuat bangunan
berupa bak penampung air yang berfungsi untuk memasukkan air hujan kedalam bak
tersebut sehingga pada musim kemarau atau kering, air hujan yang telah
ditampung dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Salah
satu proyek air minum yang ada di
pedesaan lumbang adalah geomembran, suat system pemberdayaan air melalui
kubangan besar di lajhan kosong dengan di lapisi plastic dari Amerika yang
selanjutnya akan menampung air hujan pada musim penghujan. Namun air yang di
hasilkan dari teknollogi geomembran tidaklah mencukupi kebutuhan masyarakat.
Air hanya bisa dimanfaatkan untuk memberi minum ternak, terutama ternak sapi
yang merupakan ternak khas masyarakat kecamatan Lumbang. Lain dari itu, air
yang di hasilkan tidaklah higienis sehingga tidak dapat di konsumsi oleh
masyarakat.
Melalui
system yang sama, yaitu pemanfaatan air hujan. Peneliti akan memberikan inovasi
baru dengan tujuan memberdayakan air memiliki nilai manfaat yang lebih , baik
dari segi kualitas maupun pemanfaatannya bagi masyarakat. Mengenai masalah ini
peneliti mencoba membuat inovasi Rumah Penampung Air Hujan ( RPAH ) yang
merupakan teknologi yang sudah lama ada. Mengingat keberadaan Desa Cukur Guling
Kecamatan Lumbang yang memiliki kelemahan besar dari segi geologis, maka salah
satu cara yang bisa di lakukan untuk mengatasi kekeringan adalah dengan cara
konservasi air melalui teknologi Rumah Penampung Air Hujan ( RPAH ), di samping
harga pembuatannya yang relatif lebih murah dan cocok dengan keadaan di desa
tersebut.
3.2 Waktu dan Tempat penelitan
Waktu pelaksanaan penelitian akan dimulai tanggal 25 – 31 Maret
2016 penelitian akan di lakukan di gedung Madrasah Aliyah Negeri Bangil
jl.Balai Desa Glanggang No.3A – Beji – Pasuruan.
3.3 Pelaksana Penelitian
Pelaksana peneliti akan dilakukan oleh Dian Wijayanti (XI-IIS-1)
dan Usman Hadi Saputra (XI-IIS-1) yang merupakan anggota ekstrakurikuler (KIR)
dan Vella Fauzun Nadhiroh (XI-IIS-4) yang merupakan anggota petinjau survey
lapangan di Desa Cukur Guling Kecamatan Lumbang.
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1
Alat
3.5 Desain /rancangan penelitian
Penelitian akan dilakukan dengan membuat inovasi baru pada
konservasi air dengan menciptakan teknologi terbarukan berupa Rumah Penampung
Air Hujan. Namun karena keterbatasan waktu dan biaya, peneliti hendaknya
membuat replica teknologi tersebut.
3.6 Variabel penelitian
Variable penelitian adalah data dari hasil penelitian RPAH terhadap
konservasi air di Desa Cukur Guling Kecamatan Lumbang.
3.7 pengumpulan data dan teknik Analisis data
pengumpulan
data dilakukan dengan penelitian sumber daya air yang dihasilkan dari percobaan
replica teknologi RPAH. Teknik analisis data akan dilakukan dengan menghitung
seberapa banyak air yang dihasilkan oleh teknologi RPAH terhadap kebutuhan masyarakat yang ada di
Desa Cukur Guling sekaligus mengindikasikan air olahan tersebut mampu
meningkatkan SDA di Desa Cukur Guling.
3.8 keterbatasan penelitian
keterbatasan penelitian ada pada praktikum teknololgi RPAH yang
tidak dilakukan di lapangan. Prkatikum hanya dilakukan di lingkungan MAN BANGIL
karena keterbatasan waktu yang cukup lama untuk membangun RPAH serta biaya yang
cukup besar.sehingga peneliti tidak bisa mengetahui secara real kegunaan
teknologi dan air yang di hasilkan alhasil, data yang diperoleh peneliti hanya
bersifat rekayasa.
3.9 perkiraan biaya penelitian
penelitian
ini merupakan penelitian karya ilmiah yang di tujukan sebagai syarat untuk
menjadi peserta LKTI yang mewakili MAN BANGIL, maka semua biaya di tanggung
oleh pihak MAN BANGIL.
Comments
Post a Comment